Sementara itu salah satu anggota Forum Anak Kabupaten Sleman, Urnila Syifa menuturkan bahwa memang sangat dimungkinkan tulisan yang dibuatnya itu spontan dari Kalis sendiri. Pihak pendamping salah satu lembaga hanya mencoba memfasilitasi kegiatan anak-anak di barak pengungsian untuk bermain sekaligus belajar dengan salah satunya menulis.
"Kalau dia [Kalis] kan nulisnya memang pengen bercerita dan gitu-gitu," ucap Syifa.
Syifa menilai Kalis merupakan anak yang visioner. Hal itu terlihat saat ia menanyakan cita-cita kepada Kalis.
"Mungkin kalau anak-anak zaman sekarang kalau ditanya cita-cita mau jadi apa jawabnya mau jadi guru atau dokter dan sebagainya. Tapi Kalis sudah tahu pasti dia mau jadi insinyur pertanian, itu sesuatu yang visioner untuk anak kelas 2 SD," tuturnya.
Baca Juga:Di Luar Zona Bahaya, Warga Turgo di Barak Purwobinangun Boleh Pulang
Di sisi lain, ibunda Kalis, Tukirah menyebut bahwa apa yang disampaikan anak-anak itu lebih jujur. Artinya meskipun memang surat itu diminta oleh pendamping tapi ada andil dari kesadaran anak itu sendiri perihal apa yang dibutuhkan.
"Anak-anak itu lebih jujur. Dengan permintaan anak saya yang telah dipenuhi ini, saya tentu sangat berterima kasih sekali kepada bapak Jokowi. Tadi diberi, mainan, alat tulis dan ada tas juga," tutur Tukirah.
Tukirah menyampaikan ia sendiri selama ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sementara sang suami atau ayah dari Kalis bekerja sebagai petani.
Disebutkan Tukirah, selama di barak pengungsian Purwobinangun ia tidur bersama dengan Kalis dan kakaknya Intan. Sedangkan untuk suaminya berada di atas untuk menjaga rumah dan bekerja.
Menurutnya, Kalis merupakan anak yang memang suka menulis dan membaca sejak dini. Bahkan beberapa kali ia juga sempat membuat puisi.
Baca Juga:Mulai Aman, Pengungsi Merapi di Barak Glagaharjo Sudah Pulang ke Rumah
"Kalis memang suka nulis membaca. Kadang juga bikin puisi tapi memang bahasanya belum bagus karena kan memang baru kelas 2 SD. Ia bersekolah di SD Sanjaya Tritis," ucapnya.