Mereka-reka Kudeta Cinta Ala AHY

AHY mengungkapkan adanya upaya kudeta yang tengah dihadapi Partai Demokrat

Galih Priatmojo
Minggu, 14 Februari 2021 | 14:35 WIB
Mereka-reka Kudeta Cinta Ala AHY
Ilustrasi Agus Harimurti Yudhoyono dan Partai Demokrat. [Ema Rohimah / grafis]

SuaraJogja.id - Awal bulan Februari yang identik dengan hari kasih sayang atau Valentine, justru kali  ini diselimuti isu krusial soal kudeta.

Bukan perkara main-main, dua kudeta ramai menghiasi timeline sosial media hingga jadi headline media massa.

Kudeta yang pertama yaitu gerakan militer di Myanmar yang berusaha merebut kekuasan dari Aung San Suu Kyi.

Dipicu isu adanya kecurangan dalam pemilihan umum, Aung dan sejumlah tokoh Partai National League of Democracy ditahan pada Senin pekan lalu. Otoritas pemerintahan pun diambil alih sepenuhnya oleh militer.

Bersamaan dengan itu, kudeta nyatanya juga muncul di panggung politik tanah air. Lewat siaran pers secara langsung, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menghembuskan adanya upaya pengambilalihan paksa kepemimpinan partai berlambang bintang mercy tersebut.

Geger gedhen pun tak terelakkan. Mirip kudeta cinta yang viral lewat ucapan Vicky Prasetyo, kudeta ala AHY ini pun jadi sorotan.

Hembusan soal kudeta itu makin memanas setelah putra sulung mantan Presiden SBY itu menuding adanya campur tangan orang Istana yang ikut campur urusan dapur Partai Demokrat. Tudingan itu belakangan mengarah pada Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

kata Kudeta diketahui menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan perebutan kekuasaan (pemerintahan) secara paksa. Istilah kudeta secara harfiah berasal dari bahasa Prancis.

Menurut sejarawan Edward Luttwak dalam bukunya Kudeta: Teori dan Praktik Penggulingan Kekuasaan (1999), ada tiga tipe upaya perebutan kekuasaan secara paksa.

Ia menyebutnya dengan putsch, pronounciamiento serta coup atau kudeta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak