SuaraJogja.id - Aktris yang kini lebih dikenal sebagai YouTuber, Baim Wong tengah menapaki kesuksesannya di dunia hiburan.
Baim Wong mengaku tak menyangka bisa sukses hingga merambah sebagai YouTuber.
Suami dari Paula Verhoeven itu mengaku mencoba peruntungannya di YouTube karena sedang tidak ada pekerjaan. Selain itu, ia juga ingin melatih kemampuannya untuk berbicara di depan kamera.
“Sebenarnya sih nyoba-nyoba pas awal-awal ngevlog ‘wah ini juga latihan nih kalau ada (tawaran) host gue harus pinter… Lagi enggak ada kerjaan, lagi abis sinetron,” ujarnya di channel YouTube Feni Rose Official.
Baca Juga:Dikejar Baim Wong Mau Dikasih Rezeki, Penjual Bubur Ini Malah Lari
Kendati sudah sukses di YouTube, namun Baim Wong mengaku penghasilan dari TV lebih besar.
“TV lah. Satu, pasti walaupun lama, dan senengnya kalau di TV kan sudah pasti jumlahnya berapa, YouTube kan masih tergantung viewers. Dan secara konsep juga kita dibelinya secara profesional,” ungkapnya.
Di balik kesuksesannya saat ini, Baim Wong nyatanya disokong puluhan karyawannya. Terhitung, ia saat ini memiliki sebanyak 40 karyawan.
Dalam kesempatan tersebut, Baim juga mengungkapkan berapa biaya yang dikeluarkannya untuk menggaji para karyawannya tersebut.
Ia menyebut salah satu staffnya bisa digaji hingga Rp15 juta.
Baca Juga:Bantu Korban Banjir Kalimantan, Baim Wong Dapat Pantun dari Emak-Emak
“40 orang masa enggak sampe ratusan juta,” ujar Baim Wong menanggapi pertanyaan Feni Rose.
Dalam kesempatan yang sama, Baim Wong juga mengaku sang ayah tak menyangka jika dirinya bisa sesukses sekarang.
“Mungkin kalau misalkan kita cerita twist suatu film, twist-nya di situ, yang terkadang papa dulu tuh, sekarang pun bilang, ‘Papa tuh enggak nyangka loh kamu udah bisa bikin ini, padahal dulu tuh kamu sama papa kayak, enggak mungkin banget menjadi kamu yang begini’,” ujarnya.
Baim juga tak menampik bahwa kesuksesannya saat ini berkat doa orang tua.
“Doa orang tua, ya bingung juga sih gue kenapa bisa jadi kayak gini. Karena kan aneh juga ya kalau misalkan gua bilang kayak ‘iya kita ngasih orang uang, tapi kita dibalikin uangnya berlebihan’.”