SuaraJogja.id - Berbagai daerah di Indonesia memiliki batik dengan ciri khas masing-masing, tak terkecuali batik Yogyakarta.
Salah satunya terletak pada warnanya. Warna dasar batik Yogyakarta adalah putih atau biru kehitaman.
Sementara itu, pewarnaan motifnya didominasi cokelat atau soga, putih bersih atau pethak, biru tua atau wedel, dan hitam atau cenderung biru pekat kehitaman.
Warna batik Yogyakarta, yang cenderung serupa dengan warna tanah ini, mendapat pengaruh geografis dari kondisi alam Yogyakarta. Terlebih, dulunya masyarakat Yogyakarta memiliki hubungan erat dengan tanah dan pertanian dalam aktivitas kehidupannya.
Baca Juga:Sejuk dan Instagramable, Ini Daftar Lima Hutan Pinus yang Ada di Jogjakarta
Menurut laman Keraton Jogja, terdapat pula makna simbolis dari setiap warna batik Yogyakarta:
- Cokelat simbol dari warna tanah lempung yang subur dan membawa harapan untuk membangkitkan kebahagiaan, kerendahan hati, kesederhanaan, dan sifat "membumi".
- Biru diyakini mampu memberi ketenangan, kepercayaan, kelembutan pekerti, keikhlasan, dan kesetiaan.
- Putih melambangkan sinar kehidupan, kesucian, ketenteraman hati, keberanian, dan sifat pemaaf.
- Hitam atau gelap melambangkan kekuatan, kekekalan, kemewahan, kemisteriusan, dan keanggunan.
Berikut SuaraJogja.id mengulas lima motif batik Yogyakarta yang paling populer:
1. Motif Semen
Motif non-geometris batik Yogyakarta satu ini berasal dari kata "semi", yang artinya tumbuh dan berkembang.
Biasanya batik motif semen mengandung gambar meru, yakni tanah, bumi, dan gunung, serta flora dan fauna yang hidup.
Baca Juga:Anggun dan Berwibawa, Ini 5 Pakaian Adat Yogyakarta untuk Wanita dan Pria
Paling menampakkan simbol dan konsep budaya Hindu, motif semen tak hanya menyimpan makna alam semesta, tetapi juga kesuburan dan kemakmuran.
2. Motif Parang Rusak Barong
Batik Yogyakarta dengan motif parang rusak barong merupakan cikal bakal semua motif parang serta menggambarkan senjata dan kekuasaan.
Memiliki filosofi cukup sakral, motif batik ini tak bida dipakai secara sembarangan dan hanya boleh untuk acara tertentu.
Konon jika dipakai dalam acara pernikahan, batik parnag rusak barong akan memberi dampak buruk dalam kehidupan rumah tangga sang pengantin.
3. Batik Ceplok Kasatrian
Pengulangan bentuk dasar geometris menjadi ciri khas batik ceplok kasatrian, misalnya segi empat, empat persegi panjang, oval, hingga susunan bintang yang membentuk sekuntum bunga.
Bagi pemakainya, motif batik Yogyakarta satu ini memberi kesan lebih menarik dan gagah.
Biasanya, kain batik Yogyakarta motif ceplok kasatrian digunakan dalam kirab pengantin.
4. Motif Kawung
Memiliki ornamen empat bulatan oval menyilang, motif batik kawung merupakan penggambaran dari buah kawung, yang lebih dikenal dengan nama "kolang-kaling".
Motif kawung batik Yogyakarta melambangkan keadilan dan keperkasaan, sebagai harapan supaya sifat pemimpin sekaligus pelindung dapat melekat pada seorang raja.
Selain itu, corak kawung seperti lukisan bunga juga bermakna kesucian, kemurnian, serta panjang umur.
5. Motif Nitik
Warna indigo, cokelat soga, dan putih merupakan ciri khas dari batik Yogyakarta motif nitik.
Hiasan berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang mendominasi motif batik ini, yang juga makin indah dengan cecek dan ornamen lainnya sebagai isen-isen.
Digunakan untuk acara resmi, motif batik nitik membawa harapan supaya pemakainya memiliki sifat bijaksana, terlebih dalam menilai orang lain.
Itu dia 5 motif batik Yogyakarta, yang sarat filosofi dan memiliki ciri khas tersendiri.