SuaraJogja.id - Wafatnya anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Artidjo Alkostar menjadi duka mendalam bagi keluarga. Pria yang memiliki rumah di Kalurahan Sidoarum, Kapanewon Godean, Sleman merupakan orang yang sabar dan tak suka marah-marah.
"Lek saya ini sangat sabar sekali. Tidak pernah marah-marah dan sayang sama adik-adik hingga keponakannya," kata Keponakan Almarhum, Suryati ditemui wartawan di Perumahan Sidoarum, Jalan Cerme nomor A 37, RT 03 RW 15, Kalurahan Sidoarum, Kapanewon Godean, Minggu (28/2/2021).
Ia melanjutkan, sebelum menjadi anggota Dewas KPK, Artidjo kerap ke rumahnya di Sidoarum, Godean, Sleman. Aktivitasnya yang suka memelihara ikan sering berkunjung ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty).
"Lek saya juga suka ke pasar Pasty ketika pulang ke Yogyakarta. Biasa kan suka memelihara ikan. Jadi membelinya ke sana," terang Suryati.
Baca Juga:Artidjo Alkostar Wafat, Dikenal Galak ke Koruptor dan Rajin ke Masjid
Ia melanjutkan, sosok Artidjo adalah orang yang menjadi tulang punggung keluarga. Anak pertama dari lima bersaudara itu kerap membantu adik-adik bahkan keponakannya saat menempuh pendidikan di Yogyakarta.
"Keponakannya yang belajar di Yogyakarta, ada yang tinggal di sini. Beliau biasa bantu keponakannya termasuk adik-adiknya. Sebagai anak sulung sering membantu," ujar dia.
Selama berada di Yogyakarta, pria yang wafat di usia 71 tahun itu, Artidjo kerap berinteraksi dengan tetangga. Bahkan kerap mengikuti pengajian di sekitar masjid rumahnya.
"Komunikasi sangat baik dengan tetangga. Jika ada kegiatan warga juga sering datang," ujar dia.
Suryati mengatakan jika keluarga sudah mengikhlaskan sosok pemimpin di lingkup keluarga selama ini. Selanjutnya Artidjo direncanakan dimakamkan di Situbondo, Jawa Timur.
Baca Juga:Dibenci Koruptor, Ini Motor Tua yang Setia Menemani Artidjo Alkostar
"Disepakati keluarga jika beliau akan dimakamkan di Situbondo. Rencananya besok [Senin] dimakamkan," ujar dia.
Disinggung penyebab meninggalnya Artidjo, Suryati menyebut jika tidak ada yang tahu sebab sakitnya. Memang sebelumnya Artidjo sempat ke Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
"Memang kemarin sempat ke RS Harapan Kita, saya telpon tapi dijawab sehat-sehat saja. Kata dokter harus dirawat inap, tapi beliau tidak mau dan memilih dirawat di apartemennya," kata dia.
Suryati mengaku jika Artidjo sempat menelpon keponakannya yang bernama Sultan pagi ini. Ia masih berkomunikasi. Tapi siang tadi mendapat kabar pamannya meninggal.