SuaraJogja.id - Vaksinasi kepada seniman serta budayawan di DI Yogyakarta mulai dilaksanakan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Bantul pada Rabu (10/3/2021) pagi. Presiden Joko Widodo alias Jokowi hadir langsung, didampingi Gubernur DIY Sri sultan HB X, Kapolda DIY, Danrem, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, serta Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.
Mengenakan kemeja putih dan celana hitam, Jokowi memasuki PSBK pukul 09.35 WIB. Jokowi disambut seniman senior Butet Kartaredjasa serta seniman lain yang telah bersiap di lokasi vaksinasi.
Vaksinasi seniman dan budayawan diikuti sekitar 517 orang yang berasal dari DIY. Jokowi bersama rombongan memasuki ruang vaksinasi dan melihat proses vaksinasi. Selanjutnya ia berpindah ke pendopo teater menyaksikan pertunjukan bertema protokol kesehatan.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan bahwa pekerja seni, termasuk budayawan, ikut terdampak Covid-19. Vaksinasi ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada seniman.
Baca Juga:Jokowi: Dengan Vaksinasi Seniman Bisa Terlindungi dari Covid-19
"Kita tahu ini keadaan yang tidak mudah bagi seniman tari, seniman lukis, dan seniman-seniman lainnya, tetapi bagaimanapun mereka harus tetap berkarya dengan pembatasan yang ada, sehingga vaksinasi ini mampu melindungi seniman dari Covid-19," kata Jokowi saat jumpa pers di Padepokan Bagong Kussudiardja, Rabu.
Hampir satu jam mantan Wali Kota Solo itu berkunjung menyaksikan vaksinasi para seniman. Pukul 10.45 WIB, Jokowi meninggalkan lokasi menuju Gedung Agung, DI Yogyakarta.
Butet Kartaredjasa mengatakan, adanya vaksinasi para seniman di Yogyakarta bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa pagelaran seni bisa kembali bergeliat. Jika pekerja seni tervaksinasi, seniman bisa kembali menggelar pertunjukan.
"Artinya tenaga kesehatan bisa lebih semangat lagi melakukan vaksinasi dan tentunya seniman-seniman ini bisa pulih lagi, termasuk kembali menggelar pentas seni yang bisa disaksikan oleh masyarakat," terang Butet usai kunjungan Presiden Joko Widodo.
Selain itu, sutradara Hanung Bramantyo mengungkapkan bahwa vaksinasi ini penting. Pasalnya, banyak filmmaker, termasuk kameramen, terdampak Covid-19.
Baca Juga:Arus Bawah Jokowi Sebut Presiden Tak Akan Campuri Dualisme Demokrat
"Kami juga takut ketika produksi film dibubarkan Satgas Covid-19. Memang pekerja film ini hanya hiburan dan dianggap tidak penting. Jika orang tak menonton film, tidak akan mati. Namun kami tetap harus hidup dan vaksinasi ini penting agar kami terlindungi dan bisa kembali menghidupkan seni perfilman yang terhenti," jelas Hanung.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menerangkan, Bantul menjadi percontohan akselerasi resting, tracing, dan treatment (3T). Maka dari itu, vaksinasi seniman dan budayawan cukup penting.
"Kita [Bantul] menjadi kabupaten percontohan untuk 3T. Maka dari itu, semua lapisan masyarakat termasuk seniman harus terkover," kata Halim.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharjo menjelaskan, vaksinasi dibagi menjadi dua shift. Pertama pukul 08.00-11.30 WIB dan dilanjutkan pukul 12.00-16.00 WIB.
"Ada dua shift dan di shift pertama ada 200 orang yang sudah divaksin, sisanya dilanjutkan siang [pukul 12.00 WIB]. Total seniman dan budayawan ada 517 orang yang dijadwalkan mendapat vaksin," katanya.
Meski ada lansia yang divaksin, kata Agus, belum ada yang tertunda karena masalah hipertensi atau kendala lainnya.
"Sehat semuanya, di gelombang pertama belum ada yang ditunda. Nanti kita lihat di gelombang yang kedua," kata Agus.