Hingga pada akhirnya mediasi itu dibantu oleh Dinas Ketenagakerjaan, antara pengusaha dan pekerja. Dengan hasil, melahirkan nota anjuran pembayaran pesangon.
Padahal, Nur menyatakan sebelumnya perusahaan tidak pernah sekalipun membayar telat dalam menuaikan hak dari para karyawannya. Namun hanya saat pandemi Covid-19 ini yang membuat kondisi ekonomi baik karyawan dan perusahaan sama-sama tergoncang.
Kini ia dan rekan-rekan pekerja lainnya, berharap perusahaan dapat memberikan hak normatif pekerja berupa pesangon yang sesuai seperti yang sudah ada di dalam anjuran dari Dinas Ketenagakerjaan tadi.
"Ya kami harap pengusaha terbuka hatinya segera beri hak-hak normatif kami karyawan. Sebab kami telah ditelantarkan satu tahun," katanya.
Baca Juga:10 Hotel di Jogja yang Nyaman dan Aesthetic dengan Harga di Bawah Rp350.000
Harga hotel turun 20 persen
Selain terpaksa memutus kerja para karyawan, tak sedikit di antara pengusaha hotel kemudian terpaksa melakukan jual aset guna menutup bengkaknya kerugian akibat pandemi Covid-19. Aktivitas tersebut pun bisa ditengok lewat sejumlah laman jual beli online, dimana banyak hotel yang melego asetnya di masa pandemi ini.
Salah seorang perantara dalam jual beli hotel, Yusuf Sihombing, menuturkan bahwa bisnis jual beli properti adalah hal yang wajar dilakukan oleh para pengusaha. Terlebih lagi untuk hotel yang terhimpit situasi akibat pariwisata yang turun.
"Hotel itu sebenarnya kan juga masuk di dalam bisnis ya, jadi hal yang wajar dalam dunia bisnis. Sama seperti jual beli properti, kost-kostan, atau rumah. Kenapa sekarang terkesan banyak banget mungkin karena memang pariwisata turun. Dan itu hal wajar dalam bisnis apalagi kondisi sekarang gini," kata Yusuf.
Yusuf menyatakan peningkatan dalam urusan jual beli hotel pun sebenarnya tidak terjadi selama pandemi Covid-19 ini. Perubahan yang terjadi justru pada penurunan harga yang dilakukan pemilik hotel saat menjual asetnya.
Baca Juga:3 Pelaku Penipuan Ditangkap di Hotel di Jogja, Ternyata Satu Keluarga
"Sebenarnya peningkatan sih tidak ada cuma malah kepada penurunan harga. Maksudnya pemilik hotel lebih menurunkan harga jualnya mereka. Ingin menjual cepat karena pengusaha rata-rata pinjam di bank, atau kredit gitulah. Sama seperti bangun rumah banyak orang pinjem ke bank, hotel juga gitu tapi lebih gede nominalnya," terangnya.