Mantan anggota KPU Bantul ini mengungkapkan hari ini ada 70 karyawan pabrik wig yang akan menjalani test swab. Ia berharap tidak akan ada lagi penambahan pasien covid-19 dari klaster pabrik wig tersebut.
Soal penutupan pabrik tersebut, ia mengatakan bukan kewenangan tim satgas kalurahan. Sebab kewenangan mereka hanya sejauh sterilisasi pabrik wig tersebut. Namun demikian menurutnya tidak perlu ada penutupan pabrik tersebut.
"Saya kira tidak perlu ditutup. Karyawan di sana sudah berjanji akan patuhi protokol kesehatan. Mereka meminta agar pabrik jangan ditutup, karena banyak yang rugi nanti,"tambahnya.
Alasan untuk tidak menutupnya karena semua karyawan pabrik wig yang positif sudah dibawa ke shelter untuk penanganannya. Sehingga mereka aman dari penyebaran kasus covid19. Untuk pabriknya sendiri sudah ada sterilisasi seluruh kawasan dan ruangan
Baca Juga:Dinpar Ajukan 280 Pelaku Wisata di Bantul untuk Vaksinasi Tahap Kedua
Klaster Hajatan Karena Boyongan Ke Brebes
Sementara untuk klaster hajatan, Sri Kayatun mengungkapkan semuanya bermula ketika ada warga Selopamioro yang menyelenggarakan hajatan pernikahan. Usai hajatan, mereka lantas melakukan tradisi boyongan ke rumah besan yang berada di Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah.
"Info dari pamong mereka ke Brebes, positif 8,"terangnya.
Saat ini tim Satgas Covid19 sudah melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan. Di mana warga yang positif sudah diminta melakukan isolasi mandiri sedangkan yang kondisinya tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri dibawa ke shelter
Sampai berita ini ditulis, Lurah Selopamioro Sugeng belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat yang dikirim ke nomor pribadinya sama sekali belum dibaca. Kendati demikian, salah seorang relawan Satgas Covid19 Selopamioro, Anang mengatakan sebenarnya yang terpapar hajatan hanya 1 orang.
Baca Juga:Jokowi Disambut Petruk di Bantul, Butet Jawab Komentar Soal Hidung Panjang
"Hanya saja kan bareng-bareng sama yang pabrik wig. Jadi biar ndak ribet ya datanya disatukan saja,"ungkapnya.