SuaraJogja.id - Kasus baru COVID-19 di DIY kembali melonjak cukup tinggi beberapa hari terakhir. Sempat berada dibawah 100 kasus per hari, kasus naik cukup signifikan sejak tiga hari terakhir hingga lebih dari 200 kasus per harinya.
Kepala Dinas Kesehatan (dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie di Kantor DPRD DIY, Jumat (26/03/2021) mengungkapkan, hal itu terjadi karena masyarakat mulai lalai pada protokol kesehatan pasca pelaksanaan program vaksinasi COVID-19. Padahal selain vaksinasi, kepatuhan pada prokes sangat penting dalam memutus mata rantai penularan virus.
"Kenaikan jumlah kasus [covid-19] ini karena pemikiran kalau divaksin selesai [penularannya]. Ini yang masih menjadi perhatian," ujarnya.
Menurut Pembajun, optimalisasi vaksinasi COVID-19 bagi tubuh pada hari ke-28 pasca suntikan kedua. Karena itu bila masyarakat tidak taat pada prokes dengan menjaga jarak, menjauhi kerumunan, cuci tangan pakai sabun dan lainnya, maka kemungkinan terpapar COVID-19 bisa saja terjadi.
Baca Juga:Jelang Mudik Lebaran, 2 Bandara di DIY Antisipasi Lonjakan Penumpang
Selain itu, kebijakan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) Mikro yang dilaksanakan sejak beberapa bulan terakhir dinilai juga berdampak gencarnya 3T (tracing, testing dan treatment). Kasus penyebaran virus hingga ke tingkat bawah seperti padukuhan, desa hingga RT/RW pun bisa terpantau dengan lebih baik.
"PTKM mikro membuat kita lebih cepat menemukan kasus [covid]. Karena ada sinergi bersama untuk mengetahui penyebaran secara cepat hingga ke tingkat bawah. Tapi pengendalian 5M harus jadi skala prioritas," tandasnya.
Terkait program vaksinasi tahap kedua, DIY menyasar 334.754 masyarakat yang bekerja di sektor layanan publik. Sampai 25 Maret 20219, dosis pertama baru bisa menyasar sebanyak 33,8 persen. Sedangkan dosis kedua baru dilaksanakan pada 14,38 persen penerima vaksin.
Dinkes berusaha mempercepat vaksinasi untuk mencegah penularan COVID-19. Dengan demikian total sekitar 2,6 juta warga DIY yang menerima vaksin bisa selesai pada akhir tahun mendatang.
Apalagi ketersediaan vaksin di DIY juga cukup lancar dari pemerintah pusat. Namun suplai tersebut bisa didapat tergantung dari kecepatan vaksinasi yang dilakukan daerah.
Baca Juga:Ini 10 Sekolah di DIY yang Bakal Uji Coba Sekolah Tatap Muka April Nanti
"Pusat menyampaikan bisa saja memberikan suplasi vaksin per sepuluh hari asalkan cakupan vaksin di daerah bisa cepat. Karena itu kami mendorong kabupaten/kota untuk mempercepat vaksinasi massal," ungkapnya.
Sementara untuk vaksinasi lansia, sasaran dinkes mencapai 295.459 orang. Namun saat ini muncul kendala pendataan karena sebagian besar dari lansia tidak familair dengan teknologi. Pembajun berharap keluarga lansia bisa ikut membantu dalam proses pendataan.
"Untuk tahap pertama lansia, kendala vaksin juga karena meeka banyak yang punya komorbid. Apalagi di DIY, angka lansinya tinggi," tandasnya.
Sementara Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengungkapkan, Pemda perlu mempercepat vaksinasi. Dengan demikian akan semakin banyak masyarakat DIY yang memiliki antibody terhadap COVID-19..
Selain itu Pemda juga harus memikirkan persoalan peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan di DIY pasca pandemi. Untuk itu refocusing pemulihan ekonomi sangat penting dilakukan.
"Pembangkitan ekonomi rakyat perlu dilakukan bersama sama dengan apbd diy," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi