"Pandemi ya tetap sepi kalau dalam situasi sekarang kita tidak boleh komplain karena setiap hari ada pesanan tapi ya karena pandemi tetap sepi. Sementara bisa tutup ongkos semua dan itu bersyukur dalam situasi sekarang ini," ungkapnya.
Senada, Veronica mengatakan dampak pandemi ditambah dengan penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jogja membuat usahanya sedikit terganggu.
Pasalnya dengan aturan PPKM itu, jam operasional sempat menjadi semakin terbatas. Hal itu berpengaruh dengan pelanggan yang datang.
"Ya PPKM itu berpengaruh. Pertama kali itu kita sangat terpukul, karena hanya boleh buka maksimal sampai jam 19.00 WIB saja. Padahal itu kan waktunya orang makan malam. Kalau sekarang ya sudah bisa pukul 21.00 WIB agak mendingan," ujar Vero.
Baca Juga:Sudah Direvitalisasi, Pasar Prawirotaman Bakal Fokus ke Transaksi Digital
Bahkan akibat pandemi, Vero terpaksa harus memangkas jumlah karyawannya. Pada awalnya, Vero memiliki empat karyawan yang bekerja namun terpaksa harus dikurangi menjadi dua orang saja.
"Iya karyawan ada 2 sekarang padahal sebelumnya ada empat. Tapi ya harus lepas karena pandemi ini. Tidak suka juga tapi gimana lagi," ucapnya.
Siapkan layanan pesan antar
Ditanya mengenai perkembangan bisnis ayam panggang khas Belgia miliknya, Vero mengatakan tidak terlalu ada kendala di samping dampak dari pandemi. Dari segi memasak hingga mengatur operasional sendiri tidak ada masalah.
Mengenai bahan-bahan yang digunakan pun, tetap masih selalu bisa didapatkan. Walaupun memang ada beberapa bahan yang perlu dicari melalui toko atau pesan online
Baca Juga:Banyak Perbaikan, Walkot Jogja Target Pasar Prawirotaman Beres Pekan Depan
"Bahan-bahan juga ada beberapa yang bisa ditemukan di sini [Jogja] tidak harus ke Belgia. Namun memang ada bahan seperti daun laurier atau yang mirip seperti daun salam, tapi lebih pekat rasanya harus dicari online. Atau bisa juga diganti dengan daun salam. Kalau pakai daun laurier empat buah, kalau diganti daun salam bisa delapan buah. Walaupun rasanya tetap akan beda," paparnya.