SuaraJogja.id - Sebuah fenomena alam yang cukup langka terjadi di wilayah Gunungkidul. Dari sebuah nisan kuburan yang sudah ratusan tahun usianya, tiba-tiba mengucur air mirip dengan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Fenomena yang langka tersebut terjadi di makam Nyai Sotruno alias Mbah Sidem, yang berada di Kompleks Pemakaman Umum Krapyak di Kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul. Di bagian samping atas makam Nyai Sotruno mengucur air bagai air pancuran.
Buyut Almarhum Nyai Sotruno, Bambang Murdiyono, menceritakan, peristiwa langka tersebut terjadi beberapa hari yang lalu. Saat itu ia memang bermaksud membersihkan kompleks makam nenek moyangnya karena kebetulan bulan ini memasuki bulan Ruwah dalam kalender Jawa.
"Bulan Ruwah itu bulan sebelum puasa. Banyak yang nyekar di makam," ujarnya, Minggu (28/3/2021).
Baca Juga:Misteri Kuburan Jepang dan Cerita Tugu Simbol Sejarah Minyak di Bengkalis
Kala itu, ia bersama anggota keluarga yang lain bermaksud berziarah sekaligus membersihkan makam nenek buyut mereka. Saat itu, Bambang diminta oleh ayahnya, yaitu cucu Mbah Sotruno, untuk mencari air. Air itu sejatinya untuk membasuh nisan yang berdebu usai musim penghujan melanda.
Bambang pun merasa kebingungan mencari air karena sumber mata air di wilayah tersebut cukup jauh letaknya. Ia pun kembali ke makam nenek buyutnya tersebut dengan tangan hampa. Ayahnya, yang kecewa karena tidak mendapatkan air, lantas pergi sendiri mencari air.
"Bapak langsung pergi gitu saja. Saya ditinggal sama [anggota] keluarga lain," tambahnya.
Beberapa saat setelah ayahnya pergi dari makam, tiba-tiba saja nisan nenek buyutnya tersebut mengeluarkan air dari sisi atas bagian kanan nisan. Sontak saja hal tersebut membuatnya kaget dan bingung karena makam nenek buyutnya itu sudah dicor semen dan dilapisi keramik.
Secara logika memang sulit dicari tahu dari mana air tersebut berasal. Karena langka, ia dan anggota keluarga yang lain lantas mengabadikan dengan kamera handphone mereka. Secara bergantian mereka juga membasuh muka masing-masing menggunakan air tersebut.
Baca Juga:Geger Tanah Kuburan Meninggi di Padang Pariaman, Ini Kata Ahli Geologi
"Airnya cukup bening dan tidak berasa. Ya kami jadi berani untuk cuci muka," ungkapnya.
Namun peristiwa tersebut tidak berlangsung lama, hanya sekitar 30 menit saja, sehingga ia dan keluarganya hanya memanfaatkan air tersebut untuk membasuh muka dan membasuh keramik dari makam nenek buyutnya tersebut.
Sugiyanto, warga yang tinggal di sekitar makam, menyebutkan bahwa peristiwa munculnya air dari nisan tersebut bukan kali pertama terjadi. Tiga tahun lalu, peristiwa serupa juga pernah terjadi di makam dan nisan yang sama. Namun, dulu airnya sedikit lebih kecil dari debit yang saat ini terjadi.
"Kalau dulu malah lama. Sekitar 2 hari 2 malam air baru berhenti. Kalau sekarang hanya 30 menit," terangnya.
Menurut cerita yang pernah ia dengar dari tokoh masyarakat, Kyai dan Nyai Sotruno wafat sekitar tahun 1890-an. Dulunya pasangan suami istri ini adalah orang sakti dan dianggap sebagai tokoh berpengaruh oleh masyarakat setempat.
Kontributor : Julianto