SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar sempat juga teramati awan panas guguran.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, pada periode pengamatan selama 6 jam terbaru atau tepatnya Kamis (8/4/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, teramati sejumlah guguran lava. Guguran itu masih menuju ke arah barat daya.
"Teramati 5 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke arah barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/4/2021).
Selain luncuran lava yang teramati sejumlah kegempaan juga terjadi di Gunung Merapi. Tercatat ada kegempaan guguran sebanyak 32 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 1 kali.
Baca Juga:Rabu Dini Hari Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas hingga 1,2 Km
Sementara itu untuk pengamatan periode 24 jam sebelumnya atau tepatnya pada Rabu (7/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, Gunung Merapi hanya sempat teramati mengeluarkan awan panas guguran.
"Awan panas guguran tanggal 7 April 2021 terjadi pukul 02.09 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 114 detik. estimasi jarak luncur kurang lebih 1.300 meter ke arah barat daya. Angin bertiup ke timur," terangnya.
Pada periode itu juga tidak teramati adanya guguran lava di puncak merapi. Hanya tercatat kegempaan guguran sejumlah 134 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Baca Juga:Pertumbuhan Kubah Lava Gunung Merapi Capai 1 Juta Meter Kubik
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.