Tahun Ini Bisa Ikuti Tradisi Padusan, Amar: Obati Kerinduan Kami

Tradisi padusan diizinkan digelar di Pantai Parangtritis

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 12 April 2021 | 19:45 WIB
Tahun Ini Bisa Ikuti Tradisi Padusan, Amar: Obati Kerinduan Kami
Sejumlah pengunjung nampak bermain di bibir pantai sembari melakukan padusan di Pantai Parangtritis, Bantul, Senin (12/4/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Tradisi Padusan yang diperbolehkan Pemkab Bantul di Pantai Parangtritis disambut baik oleh masyarakat Bantul. Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul yang biasa menjadi lokasi padusan masyarakat menjelang puasa Ramadan ramai didatangi orang, Senin (12/4/2021).

Salah seorang warga Samarinda yang tinggal di Yogyakarta, Amar menjelaskan bahwa pihaknya cukup bersemangat menjalani puasa di bulan Ramadan. Ditambah lagi, tradisi padusan bisa dia lakukan setelah pemerintah mengizinkannya.

"Saya sudah lama tinggal di Jogja dengan anak istri. Biasanya mandi sebelum memulai puasa saya lakukan di Parangtritis. Namun karena kemarin pandemi Covid-19 acara padusan kan ditiadakan," kata Amar ditemui wartawan di pantai Parangtritis, Senin.

Dirinya merasa bahwa tradisi padusan harus dia lakukan. Mengingat adanya Covid-19 yang cukup berbahaya, ia mengurungkan niat tersebut.

Baca Juga:4 EWS Pendeteksi Longsor Rusak, BPBD Bantul Andalkan Info dari Relawan

"Karena untuk kebaikan bersama dan keluarga, saya memilih mengurungkan niat itu dulu. Daripada tertular Covid-19. Disamping itu pemerintah sebelumnya melarang datang ke Parangtritis," jelas dia.

Dengan diizinkannya padusan di tahun ini, Amar mengaku lebih berani untuk melakukan tradisi tersebut. Di sisi lain, adanya vaksinasi ke sejumlah kelompok masyarakat, diharapkan metabolisme tubuh lebih kuat.

"Saya sekarang merasa yakin dan lebih berani ketimbang sebelum ada vaksin. Ya memang sebagai antisipasi saya tidak lama-lama berendamnya. Setelah itu segera membersihkan diri dan memakai masker lagi," ujar dia.

Pengunjung Pantai Parangtritis lainnya, Tesar mengaku masih takut untuk berendam di pantai. Dirinya datang hanya untuk berlibur, ia memilih tidak melakukan padusan dahulu.

"Biasanya saya ikut padusan ketika pulang ke Sragen, rumah saya. Tapi karena situasi masih covid-19 ini, saya memilih tidak padusan dulu. Niat ke pantai ini untuk liburan saja," ujar Tesar yang masih menempuh pendidikan Perguruan Tinggi di Yogyakarta itu.

Baca Juga:Kasus Positif Covid-19 di Bantul Tambah, Sehari Ada 119 Orang

Terpisah, Koordinator Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Parangtritis, Rohmat Ridwanto menjelaskan jumlah kunjungan masyarakat hingga pukul 16.00 wib mencapai 3.800 orang.

"Jumlahnya cukup meningkat dibanding hari-hari normal lainnya. Biasanya kan hingga pukul 16.00 wib sekitar 2.000 orang. Sore ini cukup banyak," terang dia.

Ia mengatakan tingkat kunjungan wisatawan ke Pantai Parangtritis cukup banyak pada hari Minggu (11/4/2021) kemarin. Tercatat terdapat 19.000 orang pengunjung ke Parangtritis.

"Jumlah ini paling banyak selama pandemi Covid-19. Itu khusus pada hari Minggu. Jika hari Minggu sebelumnya itu hanya 10.000 pengunjung. Mungkin ada izin untuk padusan juga bisa mempengaruhi peningkatan wisatawan ini," jelas dia.

Terpisah, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa tradisi padusan tak dilarang untuk dilakukan masyarakat. Kendati begitu pihaknya hanya meminta agar masyarakat tetap menaati protokol kesehatan.

"Tidak dilarang, padusan boleh saja. Hanya saya minta dibatasi dan menaati protokol kesehatan. Padusan kan tidak hanya di pantai, ada di tempat lain seperti kolam renang. Silahkan saja yang penting tetap menjaga jarak dan tak perlu berlama-lama," ujar Halim kepada wartawan ditemui di Kantor Satpol PP Bantul.

Pantauan Suarajogja, banyak warga yang melakukan padusan di bibir pantai. Masyarakat tak terlihat mengenakan masker dan tidak menjaga jarak. 

Untuk keamanan, sejumlah petugas seperti tim SAR dan Dit Polairud berjaga di sekitar pantai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini