SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mengungkapkan ada sebanyak empat EWS yang berfungsi mendeteksi bencana longsor yang mengalami kerusakan.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengungkapkan saat ini pihaknya hanya mengandalkan petugas serta bantuan dari relawan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) jika terjadi indikasi bencana longsor sewaktu-waktu.
“Dari catatan kami ada empat EWS yang terletak di Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri dan Muntuk, Kapanewon Dlingo. Masing-masing lokasi terdapat dua alat EWS yang rusak. Sementara ini kami terus berkoordinasi dengan warga dan FPRB jika ada potensi kebencanaan yang terjadi di sana,” ujar Dwi dihubungi wartawan, Minggu (11/4/2021).
Saat ini, masyarakat yang tinggal di wilayah dataran tinggi seperti Imogiri dan Dlingo banyak memahami indikasi atau potensi terjadinya longsor. FPRB juga melakukan pemantauan retakan tanah yang terjadi di dua wilayah tersebut.
Baca Juga:Kasus Positif Covid-19 di Bantul Tambah, Sehari Ada 119 Orang
"Yang jelas masyarakat banyak paham detail-detail informasi tentang tanah longsor. Sehingga jika ada retakan atau tanah yang miring ada potensi terjadi longsor," jelasnya.
Ia melanjutkan kerusakan EWS tersebut diperkirakan karena minimnya perawatan. BPBD Bantul juga memiliki EWS untuk mendeteksi tsunami. Namun begitu, EWS pendeteksi longsor jarang mendapat perawatan.
"Kerusakan karena memang perawatan kan harus rutin, jika EWS yang longsor itu kita memang jarang (ada perawatan). EWS pendeteksi tsunami yang biasanya mendapat perawatan, karena lokasinya masih bisa dijangkau," ujarnya.
Dwi mengaku jika EWS longsor yang rusak dan tidak segera dibenahi membuat beberapa komponen EWS malah hilang. Biasanya warga mengira kabel yang membentang hingga ke sekitar rumahnya hanya kabel rusak, padahal komponen itu penting.
"Ada komponen yang rusak dan akhirnya hilang, jadi ada semacam penarik seperti kabel itu, karena posisinya di bawah otomatis masyarakat tidak tahu ada EWS. Sehingga terlanjur ditarik dan rusak," kata Dwi.
Baca Juga:THR 2021 Kapan Dibayarkan? Ini Kata Disnakertrans Bantul
Pihaknya masih berusaha melakukan perbaikan untuk empat EWS tersebut. Biaya perbaikan sendiri akan memakan anggaran sebesar Rp25 juta.
“Untuk memperbaiki empat EWS itu memakan biaya mencapai Rp25 juta. Saat ini Belum bisa diperbaiki karena belum ada biaya perbaikan,” terang dia.
Terpisah, Sekda Bantul, Helmi Jamharis menerangkan bahwa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membutuhkan anggaran perbaikan yang bersifat urgent, masing-masing instansi bisa mengajukan anggaran tersebut. Namun, kemungkinan bisa dilakukan pada perubahan anggaran tengah tahun nanti.
"Jika memang rusak tentu OPD yang bersangkutan bisa mengajukan permohonan perbaikan pada saat dilakukan pada pembahasan anggaran. Baik itu pada pembahasan anggaran murni atau perubahan. Namun saat ini bisa diajukan pada anggaran perubahan," jelasnya.