Garebeg Digelar Terbatas, Keraton Jogja Bagikan Ribuan Gunungan Rengginang

Prosesi ini digelar terbatas tanpa arak-arakan gunungan karena keraton meniadakan Hajad Dalem Garebeg Syawal dan Hajad Dalem Ngabekten.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 13 Mei 2021 | 12:41 WIB
Garebeg Digelar Terbatas, Keraton Jogja Bagikan Ribuan Gunungan Rengginang
Keraton Yogyakarta membagikan 3 ribu lebih gunungan rengginang dalam rangkaian peringatan Idulfitri 1442 H, Kamis (14/05/2021) pagi. - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Keraton Yogyakarta membagikan 3 ribu lebih gunungan rengginang dalam rangkaian peringatan Idulfitri 1442 H, Kamis (14/05/2021) pagi. rengginang sebagai simbol hasil bumi dibagikan pada abdi dalem keraton serta dikirim ke Puro Pakualaman dan Kepatihan Yogyakarta.

Prosesi ini digelar terbatas tanpa arak-arakan gunungan karena keraton meniadakan Hajad Dalem Garebeg Syawal dan Hajad Dalem Ngabekten sebagai upaya antisipasi penyebaran Covid-19 di masa pandemi ini.

Prosesi dipimpin puteri pertama Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi. Dalam upacara kali ini hadir puteri Sultan lainnya seperti GKR Condrokirono, GKR Maduretno dan GKR Hayu.

Pembagian gunungan rengginang ini sebagai perwujudan rasa syukur dari Raja Keraton Yogyakarta atas melimpahnya hasil bumi. Sedekah tersebut, sebelum pandemi, biasanya dibagikan untuk rakyat.

Baca Juga:FOTO: Salat Id di Masjid Jogokariyan Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

"Namun karena pandemi, hanya abdi dalem keraton yang menerima gunungan rengginang. Untuk di masjid [gede kauman] ditiadakan agar tidak ada kerumunan karena biasanya gunungan di masjid digarebeg rakyat,," ungkap Wakil Penghageng Tepas Tandha Yekti, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudohadiningrat disela prosesi.

Menurut Gusti Yudo, gunungan rengginang tidak dirangkai dalam bentuk gunung. Namun hanya ditancapkan di gedebog pisang dengan dilengkapi berbagai ubo rampe lainnya berupa hasil bumi.

rengginang dirangkai seperti bunga dengan bahan utama dari ketan. Ketan yang bersifat lengket mengandung makna garebeg dan gunungan dapat membuat rakyat dan raja dapat saling erat terikat.

"rengginang ini sudah dibuat beberapa hari agar awet dan kering agar tidak jamuran dan rusak sehingga bisa disimpan bertahun-tahun," jelasnya.

Meski tidak ada prosesi gunungan garebeg seperti tahun-tahun sebelum pandemi, lanjut Gusti Yudo, upacara kali ini tidak menghilangkan esensi hajad dalem. Sebab yang terpenting doa kyai, abdi dalem dan lainnya.

Baca Juga:Masjid Gedhe Kauman Siapkan 7 Titik Antisipasi Kerumunan Saat Salat Id

"Sebelum upacara, kyai mendoakan kepada Allah SWT agar diberikan kesejahteraan, keamanan dan tetap guyup rukun, semua bisa berjalan dengan baik," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini