4 Kali Ganti Motor, Sarmidi Tempuh 160 Km Mengajar di Puncak Tertinggi Gunungkidul

Selama 21 tahun sudah Sarmidi telah menempuh perjalanan sejauh 160 kilometer setiap hari.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 26 Mei 2021 | 08:15 WIB
4 Kali Ganti Motor, Sarmidi Tempuh 160 Km Mengajar di Puncak Tertinggi Gunungkidul
Sarmidi (50) mengajar di SDN Gunung Gambar Gunungkidul. - (Kontributor SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Selasa (25/5/2021) sekitar pukul 11.00 WIB, sayup-sayup terdengar suara seorang guru tengah mengajarkan ilmu tentang gerhana baik gerhana matahari ataupun gerhana bulan dari sebuah kelas di SD N Gunung Gambar, sekolah yang berada di puncak tertinggi Kabupaten Gunungkidul, tepatnya di belakang Embung Sriten.

Setelah didekati, ternyata Sarmidi (50) terlihat tengah mengajar empat siswa kelas 6, kelas di mana dirinya dipercaya menjadi wali kelas. Tak ada aktivitas lain di SD Gunung Gambar tersebut selain pembelajaran di ruang kelas berukuran 3 x 6 meter itu.

Meski jumlah siswa yang ia ajar hanya sedikit, tetapi itu tak membuat Sarmidi patah semangat. Bahkan setiap hari, Sarmidi rela menempuh perjalanan 160 km pulang-pergi dari kediamannya di Pedukuhan Tegalsari, Kalurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, yang berada di sebelah barat kawasan Sungai Progo.

Setiap hari, lelaki ini harus berangkat dari rumahnya sekitar pukul 05.00 WIB untuk menelusuri jalan di tiga kabupaten ke tempat mengajarnya di SD N Gunung Gambar.

Baca Juga:Minta Guru SD Penyebar Hoaks Presiden Israel Disanksi Berat, PDIP: Biar Jera!

"Jika Sriten itu memiliki ketinggian 700 MDPL (meter di atas permukaan laut), Gunung Gambar itu permukiman tertinggi karena berada di atas 600 MDPL," papar bapak tiga anak ini.

Selama 21 tahun sudah Sarmidi telah menempuh perjalanan sejauh 160 kilometer setiap hari. Lelaki ini sejak kali pertama diterima menjadi guru PNS pada 2000 lalu memang ditempatkan di SD N Gunung Gambar, dan tak pernah terbesit sedikit pun untuk pindah.

Setiap hari ia harus menyusuri jalan Palbapang Wates, yang merupakan jalur selatan Jogja-Wates. Kemudian, dengan mengambil jalur Imogiri Dlingo, yang merupakan jalur rawan kecelakaan, lelaki ini meneruskan perjalannya menuju ke Gunungkidul.

"Saya kemudian lewat Getas dan Gading baru menuju Ngawen dan ke sekolah saya melalui Kecamatan Nglipar. Perjalanan paling cepat 1,5 jam," terangnya.

Sebagian besar jalan memang telah mulus meskipun kondisi medannya cukup ekstrim. Namun selepas Kapanewon Ngawen menuju ke SD N Gunung Gambar, diwarnai tanjakan terjal lebih dari 60 derajat dan cor blok yang sudah rusak. Licin itu pasti, apalagi jika di musim hujan dan jika musim kemarau kering kerontang.

Baca Juga:Terancam Sanksi, Guru SD di Jaksel Menyesal Sebar Hoaks Eks Presiden Israel

Selama 21 tahun mengajar di SD N Gunung Gambar, lelaki ini telah empat kali mengganti sepeda motornya. Saat pertama bekerja di SD N Gunung Gambar, ia menggunakan sepeda motor Honda Win. Sepeda motor ini hanya mampu menemaninya bekerja selama 1 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak