Klaster Keluarga, Pasutri di Bantul Wafat Terpapar Covid-19 Tinggalkan 2 Anak

Saat ini kedua anaknya sudah berada di rumahnya untuk melanjutkan isolasi mandiri (isoman) selama 10-12 hari ke depan.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Rahmat jiwandono
Rabu, 14 Juli 2021 | 14:45 WIB
Klaster Keluarga, Pasutri di Bantul Wafat Terpapar Covid-19 Tinggalkan 2 Anak
Ilustrasi Covid-19. (Andrea Piacquadio/Pexels)

SuaraJogja.id - Nasib pilu dialami kakak beradik berinisial RD (27) dan RA (10), warga Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul. Pasalnya, kini mereka jadi yatim piatu usai kedua orang tuanya meninggal lantaran terpapar Covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 Kalurahan Bantul Kuswandi menjelaskan, awalnya yang terkonfirmasi positif virus corona adalah ayahnya, yaitu T (49). T dinyatakan positif Covid-19 pada Jumat (9/7/2021) lalu.

"Hasil tes antigennya menunjukkan kalau ayahnya positif Covid-19," ungkapnya kepada SuaraJogja.id, Rabu (14/7/2021).

Setelah terkonfirmasi positif Covid-19, ia pulang ke rumahnya. Lalu dua jam kemudian, T dilaporkan meninggal dunia di rumahnya.

Baca Juga:Pekan Ini, Pasien COVID 19 Sumsel Terbanyak selama Pandemi

"Dua jam setelah dinyatakan positif Covid-19, kami dapat kabar Pak T meninggal dunia di rumahnya, tapi memang selama dua minggu terakhir dia punya riwayat sakit gangguan saraf otak," tutur dia.

Kuswandi menyampaikan, mendapat kabar tersebut, pihak puskesmas kemudian melakukan rapid test antigen kepada istri dan kedua anaknya. Hasil rapid test antigen baru keluar pada Sabtu (10/7/2021) lalu.

"Ternyata anak dan istrinya juga positif Covid-19, tertular dari ayahnya dan jadi klaster keluarga," katanya.

Lantas ketiga orang itu dijemput oleh Satgas Covid-19 Kalurahan Bantul untuk diantar ke selter Sabdodadi pada Minggu (11/7/2021).

Namun, pada pagi hari ini pihaknya menerima laporan bahwa istri, yang berinisial CW (52), tutup usia.

Baca Juga:Ya Allah! Bayi Malang, Usia 8 Bulan Meninggal Terpapar Covid-19

"Kami tahu kalau Bu CW meninggal pada hari ini pukul 06.30 WIB. Ia meninggal dengan status suspek Covid-19," terangnya.

Diketahui, CW juga memiliki penyakit penyerta (komorbid) yaitu asam lambung akut.

Menurutnya, saat ini kedua anaknya sudah berada di rumahnya untuk melanjutkan isolasi mandiri (isoman) selama 10-12 hari ke depan. Sebab, kondisi mereka berdua tidak separah kedua orang tuanya.

"Rumahnya kan juga sepi untuk itu mereka sekarang sedang isoman," katanya.

Kuswandi mengaku prihatin atas kejadian ini. Kata dia, kedua anaknya berasal dari keluarga yang tidak mampu.

"Almarhum ayahnya selama ini hanya bekerja sebagai buruh harian lepas dan ibunya tidak bekerja. Harapannya ada warga DIY yang mau membantunya," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak