RS Sardjito Sarankan Tanaman Herbal untuk Pasien Isoman, Ada yang Bisa Cegah Badai Sitokin

Namun demikian, pasien Covid-19 tidak cukup hanya mengonsumsi herbal.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 23 Juli 2021 | 21:15 WIB
RS Sardjito Sarankan Tanaman Herbal untuk Pasien Isoman, Ada yang Bisa Cegah Badai Sitokin

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Paru RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Ika Trisnawati menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien Covid-19 yang sembuh setelah isoman, bahkan perlu diperhatikan pula oleh keluarga pasien. Misalnya terkait sterilisasi atau desinfeksi ruangan yang digunakan untuk isoman.

"Direkomendasikan tidak digunakan dulu dan tidak langsung dibersihkan, didiamkan 24 jam terlebih dahulu baru dibersihkan. Kenapa? untuk membiarkan droplet yang melayang di udara itu berjatuhan dulu di lantai, meja, jadi itu yang kita bersihkan," kata dia.

Kalau pasien baru keluar 2 jam dari ruang isolasi, maka upaya sterilisasi belum maksimal, karena kita tidak bisa membersihkan atau menyeterilisasi droplet yang ada di udara.

"Jadi tunggu droplet turun, maka yang kita lakukan adalah pembersihan permukaan. Bisa dengan sabun, alkohol, desinfektan. Penggunaan lampu UV tidak mematikan virus korona, tidak direkomendasikan untuk membersihkan ruangan paska digunakan isoman," ungkapnya.

Baca Juga:Saat PPKM, Kematian Pasien Isoman COVID 19 Meningkat

Sementara untuk pemberian vaksin pasien yang sudah sembuh atau usai terpapar Covid-19, secara teori vaksin bisa diberikan setelah dua pekan. Namun dalam kenyataan di lapangan, vaksin diberikan setelah tiga bulan.

Alasannya, pada pasien yang terpapar Covid-19, tubuhnya secara alamiah membentuk antibodi dan bisa bertahan selama 3 bulan. Vaksin diberikan tiga bulan kemudian karena asumsinya kadar antibodi sudah menurun dalam waktu 3 bulan.

Alasan lainnya, jarak waktu 3 bulan itu bertujuan untuk pemerataan distribusi vaksin, agar semua pihak dari semua kalangan bisa dapat vaksin.

"Tujuan vaksinasi ada dua. Pertama mencegah, tetapi ini tidak menjadi jaminan 100% karena bisa saja antibodi tak bisa meradifikasi semua virus yang masuk. Dengan demikian maka ada tujuan kedua, yaitu kalau kena penyakit itu gejala yang dialami tidak berat," ucap Ika.

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga:Sehari sampai 3 Jenazah, Petugas Pemulasaraan Jakarta Akui Banyak Pasien Isoman Meninggal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak