"Mbah saya masih muda saat itu. Jadi masuk militer saat itu kan tidak kenal usia ya. Semua bisa masuk. Nah mbah saya ini masuk diantara pemuda Jogja yang berjuang saat itu," jelas Rasid.
Sosok Sukirno adalah pejuang yang begitu sabar. Almarhum yang merupakan kelahiran 1929 itu adalah warga asli Magelang yang mendapat tugas hingga menetap di Yogyakarta.
"Mbah asal Magelang, karena mendapat tugas saat itu dia pindah dan tinggal di Kotabaru ini," kenang anak ketiga dari tiga bersaudara itu.
Sukirno merupakan pribadi yang tenang dan tegas. Tak banyak bicara namun kerap memberi contoh kepada anak dan cucunya.
Baca Juga:Ibadah Paskah di Gereja Kotabaru Dijaga Ketat, Tambahan Personel Disiagakan
"Cerita dahulu, mbah ini sangat berani. Maka dari itu ketika ada rencana penyerbuan mbah saya diceritakan sampai mengambil tugas untuk memadamkan listrik itu," ujar dia.
Selain mengabdi untuk negara, Sukirno juga merupakan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.
![Sosok pahlawan Sukirno (tengah) berfoto bersama keluarganya. [Dok.ist Rasid]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/19/61847-sukirno-bersama-keluarga.jpg)
Sukirno yang menyukai hobi menunggang dan memelihara kuda ini wafat di usia 91, pada 2020 lalu.
Semangat perjuangan Sukirno masih melekat hingga ke cucunya. Rasid yang saat ini sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah berusaha menjaga marwah perjuangan kakeknya.
"Tak banyak pesan yang diberikan ke saya, tetapi saya melihat dari semangat berjuangnya. Ini menjadi contoh yang perlu saya lakukan sebagai cucunya," ungkap dia.
Baca Juga:Pandemi Penjagaan Ketat, Gereja Santo Antonius Kotabaru Siap Ibadah Paskah
Tak hanya Rasid, cerita Sukirno sebagai salah satu pahlawan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlibat dalam serbuan Kotabaru juga cukup dikenal di kalangan Pemerintahan Kalurahan. Sebut saja Supardi, Lurah Kotabaru ini membenarkan Sukirno ikut berjasa saat serbuan itu dilakukan.