"Namun itu bersifat sementara," paparnya.
Karena dirasa sudah mereda, warga kembali meletakkan kambing mereka di ladang yang jauh dari pemukiman. Alasannya, di pemukiman mereka tidak ada lokasi yang memadai untuk beternak kambing dalam jumlah yang banyak.
Sagiyanto menambahkan selain disibukkan dengan teror binatang buas yang mengakibatkan belasan kambing mati mendadak para petani juga kini tengah pusing menghadapi serangan kera ekor panjang. Karena tanya menyerang tanaman pangan mereka, kera kera tersebut juga sudah merangsek ke pemukiman.
Warga atau petani sendiri tidak berani melakukan perburuan terhadap kera ekor panjang Karena binatang tersebut ternyata masuk dalam kategori dilindungi. Petani hanya berupaya keras agar binatang-binatang tersebut tidak masuk ke ladang ataupun pemukiman.
Baca Juga:Teror Binatang Buas Hantui Warga Purwodadi, 11 Kambing Mati Kehabisan Darah
"Ada yang dengan cara ronda ataupun pasang jaring. Tapi karena jumlahhya banyak, kami kuwalahan," tambahnya.
Pemerintah kelurahan sendiri telah berupaya melakukan koordinasi kepada Balai konservasi sumber daya alam (BKSDA) untuk mendapatkan izin agar bisa mengurangi populasi kera ekor panjang tersebut. Namun surat yang mereka layangkan ke lembaga tersebut belum mendapat respon.
Sebenarnya, ada CCTV yang telah dipasang oleh BKSDA namun saat ini kondisinya sudah rusak. Warga sebenarnya berencana memasang CCTV namun belum terlaksana.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:Keren, Desa Purwodadi Punya Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA