Bahagianya Menjadi Petani Muda, Usia 18 Tahun Bisa Beli Tanah

Kurangnya edukasi mempengaruhi jumlah petani muda di Indonesia yang kini sangat rendah.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 02 September 2021 | 15:41 WIB
Bahagianya Menjadi Petani Muda, Usia 18 Tahun Bisa Beli Tanah
Ilustrasi petani muda. [Ema Rohimah / SuaraJogja.id]

Walaupun memang dalam bertani, Dewa tidak hanya menanam bawang merah saja. Melainkan ada komoditas lain juga yang ditanam, semisal cabai, terong dan lain sebagainya.

Dewa sendiri saat ini memiliki sebanyak 15 petak sawah yang lokasinya berpencar-pencar. Jika dijumlahkan secara keseluruhan total luasan lahan yang ia punya mencapai 20 hektare. 

"Menjadi petani itu menjamin juga kok. Menurut saya lebih menarik petani daripada yang lain. Soalnya petani itu tidak ada yang bisa memecat. Kalau pecat ya yang lain tidak bisa makan," tegasnya.

Menurut Dewa, menjadi petani adalah pekerjaan yang menyenangkan. Sebab menjadi petani juga bisa terus berkembang dengan menambah pengetahuan dari petani-petani lain yang sudah lebih senior.

Baca Juga:Jadwal Padat Liga 1, PSS Sleman Sebut Rotasi Pemain Jadi Kunci

"Jadi petani itu enak mas. Kalau di sawah kan bisa melihat pemandangan dan ada yang bapak-bapak terus kita tanya mau nanem apa dan bagaimana. Bisa menambah ilmu juga. Berbagi ilmu juga dengan para petani yang lebih sepuh atau senior," tuturnya. 

Masih Perlu Edukasi dan Sosialisasi 

Kendati begitu, Dewa menyampaikan bahwa masih perlunya peran pemerintah dan pihak-pihak lain untuk terus menguatkan sektor pertanian. Memang selama ini sejumlah bantuan dari pemerintah telah diberikan.

Termasuk di antaranya berupa bantuan benih-benih tanaman baik sayuran atau buah-buahan, lalu ada pupuk juga serta beberapa kali juga bantuan berupa alat-alat atau mesin pertanian.

Tetapi dari sisi edukasi, kata Dewa, justru yang masih jarang tersentuh. Khususnya bagi generasi muda yang sebenarnya sudah memiliki ketertarikan dengan dunia pertania.
 
"Selama ini sosialisasi dan edukasi itu masih kurang. Kemarin itu di sini baru ada sosialisasi pengolahan bawang merah. Ya itu ada satu dua yang tahu tapi yang lain belum. Jadi perlu sosialisasi dan edukasi yang lebih masif lagi," ujar Dewa.

Baca Juga:PSS Sleman vs Persija Jakarta: Super Elja Siap Bungkam Macan Kemayoran

Edukasi yang diberikan pun diharapkan tidak hanya terkhusus satu bidang atau komoditas saja. Tetapi hal-hal baru lain yang bisa turut menambah wawasan baik petani muda atau yang sudah sepuh atau senior sekalipun. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak