Omah Edutani Sebagai Tempat Petani Bertukar Pikiran
Kurangnya edukasi mengenai pertanian bagi para petani muda pun juga dirasakan oleh Sri Mulyadi (33). Hal itu yang kemudian membuat lulusan Sarjana Psikologi Undip ini tergerak mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Omah Edutani.
"Ada apa sih mereka (generasi muda) tidak mau ke terjun ke pertanian. Dari situ kita coba menganalisis secara sederhana kemudian menemukan bahwa edukasi tentang pertanian itu kurang, pemahamannya kurang," kata Mulyadi.
Mulyadi menceritakan tbm omah edutani sendiri terbentuk pada tahun 2016 silam. Namun saat itu baru sebatas tbm dengan nama Qurrata saja yang dihadirkan dengan sasaran anak-anak.
Baca Juga:Jadwal Padat Liga 1, PSS Sleman Sebut Rotasi Pemain Jadi Kunci
Kemudian seiring berjalannya waktu nama itu berubah menjadi tbm omah edutani yang khusus akan menyediakan edukasi tentang dunia pertanian. Sehingga sasarannya tidak hanya anak-anak tapi juga orang dewasa.
Disebutkan Mulyadi saat itu belum banyak taman bacaan yang khusus benar-benar fokus ke dunia pertanian. Didukung dengan masyarakat Sambirejo, Selomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman yang juga mayoritas terjun ke dunia pertanian maka semakin mengungatkan kehadiran tbm omah edutani.
"Masyarakat di sini juga pertanian artinya masyarakat hampir 80 persen itu hidupnya ke sawah. Di sini juga ada sapi, gerobak sapi. Itu menjadi kearifan lokal, kekayaan masyarakat sekitar. Di situ lah saya mencoba untuk menginisiasi tbm ini menjadi omah edutani," tuturnya.
![Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Omah Edutani, Sri Mulyadi (33). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/02/46278-pendiri-taman-bacaan-masyarakat-tbm-omah-edutani-sri-mulyadi-33.jpg)
Mulyadi menyadari bahwa perpindahan pengetahuan masyarakat di lingkungannya memang tidak secepat yang ada di kampus atau tempat lain. Maka dari situ, omah edutani ingin menjembatani masyarakat lalu kampus dan praktisi untuk berbagi pengetahuan tentang pertanian.
"Selama ini kalau masyarakat kan jarang ya diskusi tentang pertanian. Ngga kayak orang kampus atau mahasiswa itu. Makanya kita coba menyediakan tempat. Sehingga di kampus bisa transfer ilmu ke masyarakat, masyarakat bisa diskusi di situ. Selain juga membiasakan petani sharing pengetahuan," paparnya.
Baca Juga:PSS Sleman vs Persija Jakarta: Super Elja Siap Bungkam Macan Kemayoran
Munculnya tbm omah edutani ini ternyata mendapat respon yang baik dari masyarakat sekitar. Termasuk dengan munculnya Kelompok Tani Muda Putra Mandiri Sejahtera.