SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul tapi guguran lava juga masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Senin (6/9/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB hanya terdapat puluhan guguran lava. Guguran lava itu teramati masih mengarah ke barat daya.
"Teramati 36 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/9/2021).
Sejumlah kegempaan juga masih terjadi dalam periode tersebut. Kegempaan guguran masih terjadi paling banyak yakni sebanyak 239 kali, lalu disusul oleh hembusan 145 kali, low frekuensi 76 kali dan hybrid atau fase banyak hanya 2 kali.
Baca Juga:Gunung Merapi 19 Kali Luncurkan Lava ke Barat Daya, Jarak Maksimal 1,5 Kilometer
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Selasa (7/9/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB intensitas guguran lava itu menurun.
"Hanya teramati 3 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter," tuturnya.
Namun dalam periode pengamatan enam jam tersebut asap kawah juga terlihat keluar cukup tinggi. Asap kawah itu teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah.
Dalam periode itu juga tetap tercatat aktivitas kegempaan. Mulai dari kegempaan guguran 51 kali dan hembusan hanya 30 dan low frekuensi 23 kali.
Kendati aktivitas Gunung Merapi cenderung landai namun status masih belum diturunkan yakni tetap pada Siaga (Level III). BPPTKG terus melakukan pemantauan jika memang terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Baca Juga:Masih Siaga, Sepekan Gunung Merapi Luncurkan 6 Kali Awan Panas dan 80 Kali Guguran Lava
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.