"(Tidak beli mobil) karena saya merasa belum butuh untuk jangka dekat. Sebetulnya anak-anak sudah menyarankan untuk pengganti tapi saya merasa belum butuh. Saya cukup kemana mana naik motor perkara nanti mobil yang dijual diganti nanti kalau ada sisa uang," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui progres pembebasan lahan pembangunan jalan tol khususnya di wilayah Kalurahan Tirtoadi, Mlati, Sleman telah mencapai 98 persen. Proyek yang memakan sekitar 50 persen lahan di Pedukuhan tersebut hanya menyisakan sejumlah persoalan saja untuk pembebasan lahan.
"Untuk wilayah Tirtoadi bisa dikatakan 98 persen. Hanya beberapa yang ada kendala," kata Jogoboyo (Kasi Pemerintahan) Kalurahan Tirtoadi Heky Prihantoro.
Heky menuturkan beberapa kendala pembebasan lahan itu salah satunya akibat adanya pemilik tanah yang saat akan proses pencarian justru meninggal dunia. Selain itu ada juga yang hingga saat ini tidak tahu keberadan pemilik tanah yang bersangkutan.
Baca Juga:Jadi Miliarder, Warga Terdampak Tol di Tirtoadi Justru Jual Dua Mobil untuk Bangun Rumah
"Jadi itu retur berkas dulu (yang pemilik tanah meninggal). Terus ada yang tidak diketahui keberadaannya. Sampai sekarang pemilik tanah meninggalkan tempat dimana ia memiliki tanah dan belum pernah pulang itu ada satu bidang," ujarnya
Ditanya mengenai berapa rata-rata ganti rugi yang diterima warganya, Heky tidak bisa menyebutkan secara pasti. Namun besaran ganti rugi itu juga akan berjumlah berbeda antara satu warga dan lainnya.
"Kalau berapa miliarnya itu saya tidak bisa mengatakan karena itu berbeda-beda dan privasinya warga," ucapnya.