Sejarah Masjid Jogokariyan: Muncul di Sarang Komunis Kini Jadi Tempat Rekonsiliasi Eks PKI

Kawasan di sekitar Masjid Jogokariyan dulunya merupakan sarang PKI

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Rabu, 29 September 2021 | 13:43 WIB
Sejarah Masjid Jogokariyan: Muncul di Sarang Komunis Kini Jadi Tempat Rekonsiliasi Eks PKI
Bangunan Masjid Jogokariyan. [Rahmat Jiwandono / SuaraJogja.id]

Sehingga tidak ada perlawanan, yang terjadi ialah mereka ditangkap lalu dibuang, dieksekusi, dan ditembak. Jika yang dipermasalahkan ialah karena menjadi anggota PKI, padahal partainya legal. 

"PKI kan bukan partai terlarang waktu itu," ujarnya. 

Untuk korban PKI di DIY, katanya, korban terbesar justru berada di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Itu berdasarkan penelitian para sejarawan. 

"Jogja kan termasuk Jawa bagian tengah, ya korbannya banyak sekali. Tidak terkecuali mereka yang dibuang di luweng di Kabupaten Gunungkidul," papar dia. 

Baca Juga:Tudingan Gatot Soal PKI di Tubuh TNI, Begini Respon Pihak Istana

Ia menyebut, PKI baru mulai dilarang oleh pemerintah pada 1966. 

Sepengetahuannya, pergerakan PKI di Jogja sendiri tidak terlalu besar. Alasannya, kebanyakan anggota partainya petani dari Barisan Tani Indonesia (BTI) dan ada banyak pemuda.  

Sejarawan Universitas Sanata Dharma Baskara T Wardhana. [Muhammad Ilham Baktora/  SuaraJogja.id]
Sejarawan Universitas Sanata Dharma Baskara T Wardhana. [Muhammad Ilham Baktora/ SuaraJogja.id]

"BTI ini kan mencoba melaksanakan UU Pokok Agraria tahun 1960 dengan yang namanya aksi sepihak. Itu banyak berada di Jawa Tengah," katanya. 

Hal tersebut tidak banyak di Jogja karena tanah milik Sri Sultan. Sehingga petaninya berbeda dengan di Jawa Tengah. 

"Menurut saya pergerakan reformasi agraria itu tidak banyak karena ini tanah Sri Sultan. Sedangkan di tempat lain, tanah-tanah dikuasai tuan tanah," tambahnya. 

Baca Juga:Sering Sebut PKI, Gatot Nurmantyo Ternyata Rajin Melempar Isu Komunis Sejak Tahun 2016

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak