Cahya menyatakan masih ditemukan kendala dalam vaksinasi bagi lansia di Sleman. Kendala terberat yakni banyak lansia yang sudah memiliki penyakit penyerta, seperti darah tinggi. Ketika memiliki darah tinggi dan tidak kunjung turun ke angka tertentu, maka vaksin tak mungkin bisa disuntikkan.
Kendala lainnya, lansia sudah tak mampu bergerak atau beraktivitas dikarenakan sudah memiliki penyakit berat seperti stroke, yang memunculkan kesulitan bila akan divaksin.
"Kemudian, lansia di panti jompo, agak sulit. Sehingga kemudian pemerintah jemput bola, di Puskesmas bahkan ke wilayah bekerja sama dengan RT/RW. Khusus lansia ini menjadi target karena kematiannya tinggi," tuturnya.
"Kalau lansia mengalami kematian, case fatality rate jelek, tidak akan turun-turun," ucapnya, seraya menyebut CFR Sleman masih dalam angka 4,4%.
Baca Juga:Ada 193 Tempat Tidur, RS di Indramayu Tinggal Rawat 1 Pasien Akibat Covid-19
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Sleman juga masih terus mengupayakan imunisasi menggunakan vaksin Pfizer bisa terselenggara dalam waktu dekat. Pada awalnya, dikabarkan imunisasi menggunakan vaksin Pfizer bisa dilakukan mulai pekan kemarin.
"Walaupun vaksin sudah turun, ternyata spet belum mengikuti. Sedangkan spet yang ada tidak bisa digunakan," ujar Cahya.
Menurut dia, untuk menyuntikkan vaksin Pfizer ini dibutuhkan penggunaan spet yang tepat agar tidak khawatir ada kesalahan saat menarik dosis vaksin.
Kontributor : Uli Febriarni
Baca Juga:Tambah 151 Pasien, Akumulasi Positif COVID-19 di Jakarta Capai 857.916 Orang