SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul tapi guguran lava juga masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Senin (4/10/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tercatat ada guguran lava yang meluncur ke arah barat daya.
"Teramati guguran lava 2 kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/10/2021).
Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Asap kawah juga terlihat bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga:Update Merapi, 14 Kali Guguran Lava dalam 30 Jam Terakhir Jarak Terjauh 1,5 Km
Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu di antaranya berasal dari kegempaan guguran 52 kali, hembusan 7 kali dan low frekuensi sebanyak 1 kali serta hybrid atau fase banyak 34 kali.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Minggu (3/10/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB tidak teramati awan panas dan guguran lava yang keluar.
"Hanya terdengar 1 kali suara guguran dengan intensitas sedang dari Pos Babadan," ucapnya.
Sejumlah kegempaan yang masih terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan hybrid atau fase banyak yakni 197 kali. Selanjutnya disusul oleh kegempaan guguran sejumlah 173, hembusan 12 kali, vulkanik dangkal 1 dan tektonik jauh 2 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Baca Juga:Makin Turun, Sepekan Terakhir Merapi Luncurkan 67 Kali Lava ke Barat Daya Tanpa Awan Panas
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.