Biennale Jogja XVI Resmi Dibuka, Panen Apresiasi Sultan hingga Sandiaga Uno

Biennale Jogja, menurut Sri Sultan HB X, menegaskan kembali predikat kota Yogyakarta sebagai kota budaya, kota pendidikan, dan kota pariwisata.

Eleonora PEW
Kamis, 07 Oktober 2021 | 10:54 WIB
Biennale Jogja XVI Resmi Dibuka, Panen Apresiasi Sultan hingga Sandiaga Uno
Pembukaan Biennale Jogja XVI, Rabu (6/10/2021) - (SuaraJogja.id/HO-Biennale Jogja)

SuaraJogja.id - Berbagai apresiasi disampaikan dari banyak pihak setelah Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 resmi dibuka, Rabu (6/10/2021).

Sepanjang 6 Oktober hingga 14 November 2021, pameran seni rupa dan berbagai kegiatan pendukung Biennale Jogja XVI akan mempertemukan Indonesia dengan Oseania.

Penikmat dapat mengikuti gelaran kali ini secara hibrid, luring dengan protokol kesehatan ketat dan daring melalui https://biennalejogja.org/.

Menyambut gelaran seni rupa dua tahunan ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengapresiasi pelaksanaannya yang konsisten dengan mengangkat tema secara serial selama 10 tahun dalam Seri Khatulistiwa.

Baca Juga:Biennale Jogja XVI Resmi Dibuka, Kebanjiran Beragam Apresiasi

Menurutnya, seperti dikutip dari rilis yang diterima SuaraJogja.id, tema Equator menjadi platform gagasan sekaligus landmark geografis, geologis, ekologis, etnografis, historis, dan politis yang memiliki kesamaan identitas negara bekas jajahan.

“Kawasan ini menjanjikan banyak aspek menarik untuk dieksplorasi karena keragamannya mencerminkan kekayaan budaya masyarakat,” kata orang nomor satu di Yogyakarta tersebut dalam sambutannya melalui video pada acara Opening Ceremony Biennale XVI Equator #6 2021 di Jogja National Museum (JNM) pada Rabu malam.

Biennale Jogja, menurut Sri Sultan HB X, menegaskan kembali predikat kota Yogyakarta sebagai kota budaya, kota pendidikan, dan kota pariwisata. Demikian juga sebagai media entertain sehat tanpa menghilangkan nilai dan akar budayanya.

Sambutan Direktur - Kurator dalam pembukaan Biennale Jogja XVI, Rabu (6/10/2021) - (SuaraJogja.id/HO-Biennale Jogja)
Sambutan Direktur - Kurator dalam pembukaan Biennale Jogja XVI, Rabu (6/10/2021) - (SuaraJogja.id/HO-Biennale Jogja)

Konsep Biennale Jogja yang selalu melibatkan negara-negara lain juga mendapatkan apresiasi dari Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa gagasan-gagasan seni bangsa kita menjelajah dan memengaruhi bangsa lain.

“Ada upaya besar untuk membawa situasi kita hari ini dalam pemikiran dan pameran. Di masa pandemi, penyelenggaran pameran ini menegaskan bahwa keterbukaan dan kesahajaan bukan sekadar laku, tetapi juga kebutuhan untuk bertahan hidup. Semoga bisa menginspirasi seni rupa kita ke depan,” ujarnya.

Namun, Hilmar Farid mengingatkan bahwa hal ini tidak untuk mencari kebanggaan dan kebaruan, melainkan juga menjadi kritik diri, sehingga bisa memperbaiki diri.

Baca Juga:Aset Budaya, 1.000 Pelaku Seni di Bantul Sudah Divaksin Sampai Dosis Kedua

Melihat kontribusi Biennale Jogja selama ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengapresiasi karena dapat mendorong negara Indonesia untuk terlibat lebih dalam menjalin kerja sama dengan berbagai negara di garis khatulistiwa terkait perkembangan seni dan budaya global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak