Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut kehadiran Mbah Marijan sendiri di acara Golkar tersebut merupakan undangan darinya.
"Saya ini yang memerintahkan dia untuk hadir. Karena diundang wapres tidak mau, saya kemudian minta ia untuk hadir. Mbah Marijan bersedia datang lantaran merasa beliau bawahannya Sri Sultan bukan wapres," terangnya.
Dikutip dari Antaranews, Mbah Marijan datang ke acara penutupan rapat konsultasi nasional Partai Golkar mengenakan pakaian kebesarannya berupa beskap kain surjan warna hijau tua lengkap dengan keris yang terselip di punggungnya.
Mbah Marijan memberikan nasehat menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil di hadapan para kader Golkar yang hadir saat itu.
Baca Juga:Viral Kisah Kegagalan Evakuasi Mbah Maridjan saat Gunung Merapi Meletus: Menanggung Sumpah

Ia mengatakan sebagai juru kunci Gunung Merapi sejak 1974, apa yang dijalaninya sebagai abdi dalem harus dilaksanakan dengan keikhlasan.
"Yang terpenting dengan niat Bismillah saya jalankan tugas yang dibebankan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Semua dijalankan dengan keikhlasan," ucapnya kala itu.
Jusuf Kalla sendiri kala itu sengaja ingin menghadirkan Mbah Marijan lantaran sosoknya dianggap mampu memberikan ketauladanan, disiplin serta amanah yang bisa ditiru oleh para kader Golkar.
"Mbah Marijan tegas dan mampu mengambil keputusan dengan segala risikonya," katanya.
Baca Juga:Viral Momen Menegangkan Tim SAR Gagal Evakuasi Mbah Maridjan di Gunung Merapi