Cerita Kernet Bus Pariwisata Luar Jogja, 2 Tahun PO Bus Vakum Beralih Jadi Reseller

kernet bus asal Jawa Timur tersebut mengaku sudah dua tahun absen datang ke Yogyakarta

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 24 Oktober 2021 | 21:01 WIB
Cerita Kernet Bus Pariwisata Luar Jogja, 2 Tahun PO Bus Vakum Beralih Jadi Reseller
Puluhan bus terparkir di Taman Parkir Abu Bakar Ali, Kota Jogja, Minggu (24/10/2021) malam. [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Pembukaan wisata di DI Yogyakarta disambut gembira para pelaku wisata, termasuk diantara para kernet bus pariwisata.

Hal itu dirasakan seorang kernet bus yang berpusat di Jawa Timur. Selama hampir dua tahun tidak melakukan aktivitas perjalanan, pendapatan untuk keluarga ikut terganggu.

"Ya, sudah hampir dua tahun tidak pernah ke Jogja lagi, ini baru sekali. Jadi pembukaan wisata mempengaruhi pelaku usaha atau biro perjalanan seperti kami," terang Kholik, kenek bus asal Jawa Timur ditemui Suarajogja.id di Taman Parkir Abu Bakar Ali, Kota Jogja, Minggu (24/10/2021).

Ia mengatakan tidak adanya kegiatan selama dua tahun, dirinya hanya mencari pekerjaan sampingan dengan membantu rekannya menjual barang dagangan atau reseller. Namun dirinya masih melayani perjalanan lokal di Jawa Timur selama kepastian PPKM belum turun level. 

Baca Juga:Komisi VI Pantau Kesiapan Holding BUMN Pariwisata untuk Pembukaan Wisata Bali

"Jadi tidak bisa berbuat banyak, aktivitas lain seperti jualan misalnya saya tidak ada modal. Sempat mau jadi driver online tapi tidak mudah daftar. Ya sudah hanya bisa menunggu saja. Bekerja dengan teman hasilnya juga kurang," katanya.

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari Kholik terpaksa menggunakan biaya khusus tabungannya. Selama dua tahun tabungannya terpaksa dikuras.

"Nah harapannya dengan dibuka wisatanya di Jogja pendapatan atau perputaran ekonomi saya bisa kembali normal," kata dia.

Datang ke Kota Jogja, Kholik bersama satu rekan sopir bus sudah divaksin. Hal itu juga sesuai ketentuan pemerintah agar tiap pelaku perjalanan sudah divaksin ketika bepergian. Dirinya juga tak ingin mengambil resiko dalam memilih calon penumpang ketika bepergian keluar Jawa Timur.

"Seperti ke Jogja aturan sebelumnya kan harus sudah divaksin, jadi saya sendiri juga sudah divaksin. Selanjutnya dari PO yang memastikan penumpang sudah divaksin dan berangkat ke Jogja. Apalagi ke Jogja harus ke (terminal) Giwangan dulu untuk pemeriksaan," kata pria 30 tahun ini.

Baca Juga:Hindari Simpul Pemeriksaan Vaksinasi, Bus Pariwisata Kucing-kucingan Masuk ke DIY

Kholik mengatakan pemeriksaan oleh petugas terminal memastikan penumpang menunjukkan bukti vaksin. Selanjutnya ia mendapat stiker dan diminta masuk ke taman parkir sesuai kartu yang diberikan.

"Tadi dapat stiker juga dan kartu parkir. Dapatnya di Abu Bakar Ali. Tadi langsung diberi dan kami tidak bisa memilih tempat parkir," kata dia.

Hal sama dirasakan Susanto (38), warga asal Purwodadi, Jawa Tengah itu merasa sedikit senang Jogja sudah menerima wisatawan luar daerah.

"Semoga ini bisa bertahan lama. Tapi kami juga ikut aturannya seperti menyiapkan kartu vaksin dan penumpang juga harus tervaksin," kata dia.

Terpisah, Kepala Dishub Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho mengatakan bahwa penerapan one gate system di pekan pertama belum ditemukan pelanggaran.

"Kalau pelanggaran seperti bus parkir di pinggir jalan, tidak ada. Jadi aturan kami ketat. Bus dari luar (Jogja) harus masuk ke Terminal Giwangan. Nanti mereka dapat stiker dan kartu parkir. Selanjutnya diarahkan ke taman parkir di Abu Bakar Ali, Ngabean atau di Senopati," ujar dia.

Setelah penerapan one gate system itu, kata Agus pihaknya akan mengevaluasi untuk menjadi perbaikan pada penerapan aturan di pekan selanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini