SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman menyatakan sebagian besar destinasi wisata di wilayahnya sudah kembali dibuka. Namun kendala susah sinyal masih ditemui di beberapa titik destinasi wisata yang ada.
"Saat ini tempat wisata rata-rata sudah buka. Di daerah barat ada Gamplong Studio Alam, di daerah Cangkringan sudah semua buka, kemudian di Pakem, Kalasan, Kaliurang dengan banyak destinasi di dalam sudah buka juga," kata Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Sleman, Aris Herbandang kepada awak media, Kamis (4/11/2021).
Bandang menuturkan jika dikalkulasikan setidaknya sudah ada hampir 70 persen destinasi wisata di Sleman yang memiliki aplikasi PeduliLindungi.
Namun ia mengungkapkan bahwa masih ada permasalahan yang memang belum sepenuhnya bisa diatasi. Terutama terkait dengan kendala susah sinyal di sejumlah wilayah destinasi wisata.
Baca Juga:Pascaoperasi karena Cedera, Ega Rizky Kiper PSS Sleman Istirahat Total 5 Bulan
"Permasalahan itu masih ada kendala di kami dalam penerapan PeduliLindungi terkait dengan sinyal seluler," ujarnya.
Dijelaskan Bandang, penarapan aplikasi PeduliLindungi membutuhkan jaringan yang cukup kuat. Sebab ada setidaknya dua basis data yang perlu dibuka saat hendak menjalankan aplikasi tersebut.
"Untuk jaringan ini dalam penerapan aplikasi PeduliLindungi ada dua hal yang perlu direcord, yang pertama GPS yang kedua membuka data terkait dengan data vaksin dan data diri dari NIK," jelasnya.
"Nah membuka satu aplikasi dengan dengan basis data 2 ini tentunya berat dan memerlukan jaringan yang cukup kuat," sambungnya.
Bahkan di salah satu destinasi wisata yang sudah dibuka terlebih dulu yakni Tebing Breksi tetap masih ditemukan kendala. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan jaringan masih menjadi persoalan tersendiri.
Baca Juga:Cedera, Ega Rizky Absen Bela PSS Sleman Selama 5 Bulan
Rata-rata, diungkapkan Bandang, wisatawan menerima pemberitahuan saat akan check in di aplikasi PeduliLindungi bahwa yang bersangkutan masih berada di luar area tempat wisata yang dikunjungi.
"Itu yang artinya masyarakat atau pengguna itu harus masuk ke google maps dulu kemudian dia akan sinkronisasi keberadaannya. Kemudian baru dia masuk lagi ke aplikasi PeduliLindungi ini untuk bisa memastikan sudah di dalam area, terdeteksi untuk bisa melakukan check in," jelasnya.
Ia memastikan masih terus mengupayakan penguatan jaringan di setiap destinasi wisata yang ada di Bumi Sembada. Koordinasi dengan Dinas Kominfo juga selalu dilakukan untuk mempercepat proses penambahan jaringan tersebut.
Baik nantinya akan ada jaringan seluler dari sejumlah provider terkait. Maupun dengan sambungan jaringan wifi yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.
"Sehingga nanti operator di lapangan terkait dengan penggunaan aplikasi baik PeduliLindungi ataupun itu visiting Jogja terkoneksi dengan baik. Kemudian dapat memberikan kelancaran terhadap pelayanan administrasi di pintu masuk," terangnya.
Menurutnya perluasan jaringan untuk mendukung penerapan PeduliLindungi di destinasi wisata ini menjadi penting. Pasalnya selain sebagai bentuk tracing, aplikasi tersebut juga berguna untuk mendeteksi status dari wisatawan yang datang.
"Ini yang masih kita upayakan untuk segera bisa mendapatkan jaringan sehingga akan memastikan bahwa pengunjung akan lebih terlindungi. Terutama untuk tracing, bukan hanya untuk mengetahui siapa yang sudah positif tetapi juga untuk mendeteksi apakah wisatawan yang datang ini statusnya merah, hitam atau hijau ini yang penting untuk dilakukan. kami terus mengupayakan untuk perbaikan dan perluasan jaringan," tandasnya.