SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul memastikan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata pada tahun ini tidak tercapai. Adapun target PAD pariwisata tahun ini sebesar Rp 14.563.650.250.
Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo menyampaikan, pihaknya pesimistis bisa mendapat pemasukan PAD sebanyak Rp4 miliar, mengingat waktu tersisa satu bulan jelang 2022. Per November ini, PAD yang didapat mencapai Rp10,2 miliar.
"Saya kira sulit untuk bisa dapat Rp4 miliar dalam waktu yang tinggal satu bulan ini," kata Kwintarto, Senin (22/11/2021).
Munculnya wacana PPKM level 3 saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang akan berdampak terhadap pemasukan PAD. Sebab, disebutkan bahwa tempat wisata tidak boleh beroperasi saat Nataru guna mencegah timbulnya kerumunan dan penyebaran Covid-19.
Baca Juga:PAD Meningkat Drastis, Program E-Parking Bobby Nasution Disukai Semua Pihak
"Kalau memang nanti PPKM level 3 benar-benar diterapkan pada saat Nataru tentu berdampak pada PAD sektor pariwisata," ucapnya.
Perihal pemberlakuan ganjil genap pada akhir pekan, sambungnya, juga bisa berdampak pada PAD. Penerapan ganjil genap dengan sistem berbeda di kawasan pantai timur dan barat.
Pelat nomor kendaraan yang masuk ke kawasan pantai timur dan wisata hutan Dlingo harus sama dengan tanggal hari itu.
"Bisa saja (penerapan ganjil genap) mempengaruhi PAD, khususnya retribusi saat akan masuk ke wisata pantai," katanya.
Kepala Seksi Promosi dan Informasi Dispar Bantul Markus Purnomo Adi memperkirakan PAD yang bisa didapat dalam satu bulan ke depan kurang lebih Rp2 miliar. Itu pun jika kondisi cuaca bersahabat.
Baca Juga:Tersisa Dua Bulan, Sleman Optimistis Bisa Kejar PAD Pariwisata
"Kalau cuacanya normal, tidak hujan deras mungkin bisa dapat Rp2 miliar dari sektor pariwisata," terangnya.