“Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. Al-An’am, ayat 106).
3. Al-Kitman (Menyembunyikan)
Selama Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu, tidak pernah satupun ia menyembunyikannya. Semua wahyu yang diberikan oleh Allah SWT tidak ada yang disembunyikan untuk dirinya sendiri atau keluarganya. Melainkan, disampaikan seluruhnya kepada umatnya.
Al-Kitman sifat mustahil bagi Rasul tertulis dalam Surat Al An’am ayat 50 yang artinya.
“Katakanlah (Muhammad): Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: ‘Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?’ Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (QS. Al-An’am, ayat 50).
Baca Juga:Surah Abasa, Pengertian Hingga Peringatan untuk Saling Menghargai
4. Al-Baladah
Sifat mustahil bagi Rasul yang terakhir yaitu Al-Baladah yang berarti bodoh. Nabi Muhammad memiliki ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki makhluk lain. Sehingga mustahil jika dia bodoh.
Dalam mengajak umatnya memeluk agama Islam, tentu dibutuhkan strategi yang baik, komunikasi, serta kemampuan khusus agar mudah diterima.
Sifat mustahil ini tertulis dalam Surat Al-A’raf ayat 199 yang artinya:
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf, ayat 199).
Itulah penjelasan menganai sifat mustahil bagi Rasul yang wajib kita ketahui. Semoga dengan mengetahui sifat mustahil ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
Baca Juga:Surah Al Balad: Keutamaan Jika Membaca Jadi Orang Saleh dan Diterima Allah di Akhirat
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari