"Untuk sementara jangan mendekat ke sungai-sungai di lereng Merapi sampai situasi benar-benar aman," pungkasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan, anggaran penanganan akan dikeluarkan menggunakan dana biaya tak terduga (BTT).
Sementara itu, kebutuhan yang sudah dicatat lewat asesmen antara lain perbaikan pipa di tiga titik, mulai dari yang ada di sumber mata air Kemaduhan, Umbul Wadon dan mata air Umbul Bebeng.
"Kebutuhannya lainnya apa saja, masih dihitung kebutuhan realnya," lanjut dia.
Akibat rusaknya pipa, ada sejumlah kalurahan terdampak. Misalnya, akibat pipa rusak di Kemaduhan, wilayah terdampak antara lain Kalurahan Purwobinangun, Hargobinangu.
Baca Juga:Bupati Sleman Ajak Masyarakat Lebih Paham dan Peduli Disabilitas
Terdampak kerusakan di Umbul Wadon yakni Kalurahan Umbulharjo, Hargobinangun. Selain itu, ada delapan padukuhan di wilayah Kalurahan Glagaharjo terdampak kerusakan pipa di mata air Umbul Bebeng.
Makwan menyebut, selain perbaikan pipa, solusi sementara yang sudah diambil oleh Pemkab Sleman untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih warga adalah dropping air.
"Tiga tanki sudah didrop ke Ngipiksari. Rencana akan dropping ke Glagaharjo dan Umbulharjo," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, tingginya curah hujan di gunung Merapi menyebabkan terjadinya banjir lahar hujan, Rabu (1/12/2021). Selain sempat membuat tujuh orang terjebak di aliran Kali Gendol, hantaman banjir lahar menyebabkan pipa jaringan air bersih di tiga mata air lereng Merapi, rusak. Dampaknya, jaringan air bersih warga setempat terputus.
Kontributor : Uli Febriarni
Baca Juga:Penampakan Truk Terjebak Lahar Hujan di Lereng Gunung Merapi