SuaraJogja.id - Kisah miris mengemuka ketika peristiwa erupsi Semeru terjadi Sabtu (4/12/2021) lalu. Seorang wanita bernama Rumini ditemukan tewas berpelukan dengan ibunya Salamah.
Kedua wanita itu ditemukan tewas di bawah puing rumahnya di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang pasca erupsi Semeru.
Sebelum diketemukan tewas, Rumini (28) diketahui tak tega meninggalkan ibunya yang sulit berjalan, saat erupsi Semeru terjadi.
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Legiman yang merupakan kerabat korban.
Baca Juga:On This Day: Kisah Bayi Selamat dari Amukan Awan Panas Erupsi Merapi
"Tadi pagi, kan, saya cari adik ipar sama keponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur, terus tangannya (korban) kelihatan," ujar Legiman.
Setelah ditemukan, kedua korban segera dievakuasi dari reruntuhan rumah untuk segera dimakamkan.
Sementara itu suami dan anak Rumini dilaporkan selamat. Keduanya dilarikan ke puskesmas lantaran mengalami luka-luka.
Kisah miris di balik erupsi Semeru tersebut nyatanya juga pernah terjadi ketika erupsi Merapi terjadi 2010 silam.
Pasca terjadi erupsi dahsyat itu, tim SAR yang melakukan evakuasi menemukan satu keluarga di Dusun Plembung, Cangkringan dalam kondisi tewas akibat terjangan awan panas.
Baca Juga:Napak Tilas Erupsi Merapi, Zaskia Adya Mecca Jadi Susah Tidur
Dari sejumlah korban yang diketemukan terdapat jenazah erupsi Merapi yang tewas dalam kondisi berpelukan di dalam kamar. Korban tersebut diduga merupakan ibu dan anak.
Dikutip dari berbagai sumber, pasca erupsi Merapi terdapat 24 korban tewas yang ditemukan di Desa Umbulharjo, Cangkringan.
Sementara itu, akibat erupsi Merapi total nilai kerusakan yang ditimbulkan mencapai Rp4,23 triliun dengan kerusakan terbesar pada bidang perumahan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana kala itu Sutopo Purwo Nugroho merinci jumlah nilai kerusakan akibat erupsi Merapi mencapai Rp1,138 triliun, sementara nilai kerugian mencapai Rp3,089 triliun.