SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang kembali muncul, guguran lava masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Minggu (12/12/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tercatat terdapat sejumlah guguran lava yang meluncur ke arah barat daya.
"Teramati guguran lava pijar 3 kali jarak luncur maksimum 1000 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/12/2021).
Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Cuaca sempat berawan, mendung, dan hujan dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur.
Baca Juga:Status Tanggap Darurat Lahar Hujan Merapi, Pemandu Jip Diminta Lebih Waspada
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-50 m di atas puncak kawah," ungkapnya.
Aktivitas kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu berasal dari kegempaan guguran sebanyak 43 kali, hybrid atau fase banyak ada 3 kali, hembusan dan vulkanik dangkal masing-masing 1 kali.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Sabtu (11/12/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB juga tidak teramati kembali kemunculan awan panas. Hanya terdapat guguran lava yang masih terus terjadi.
"Teramati 14 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," tuturnya.
Sejumlah kegempaan yang juga terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran 132 kali, hembusan sebanyak 6 kali, hybrid atau fase banyak ada 69 kali, serta vulkanik dangkal tercatat 18 kali.
Baca Juga:Korban Hanyut Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi Ditemukan, Terkubur Pasir 1,5 Meter
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.