Dengan demikian pendidikan harus senantiasa diselenggarakan secara fleksibel, dinamis, tidak kaku dan rigid. UGM harus selalu terbuka pembelajaran terhadap berbagai inovasi pembelajaran terkini baik dari sisi isi dan substansi.
"Maupun juga dari proses penyampaiannya. Hal itu untuk menjaga relevansi dan daya saing baik di tingkat nasional, regional maupun global," ujarnya.
Disampaikan Panut, revolusi industri telah melahirkan era digitalisasi di semua bidang yang menghasilkan data digital yang berlimpah. Semua itu saling terkoneksi satu dengan yang lainnya.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan telah menghasilkan sebuah model baru pendidikan. Dimana semua orang dapat mengakses materi keilmuan, keterampilan, peralatan hingga mesin yang saling terhubung untuk menghasilkan pembelajaran, kompetensi hingga keterampilan yang dipersonalisasi.
Baca Juga:UGM Raih Peringkat Tiga Kampus Berkelanjutan Terbaik di Indonesia
Memasuki kenormalan berikutnya perguruan tinggi harus mampu mewujudkan diri sebagai sebuah lembaga yang memanfaatkan dan mengoptimalkan teknologi dalam seluruh proses pendidikannya atau edutech institution.
"Di usianya yang ke 72 tahun, UGM terus berupaya untuk membangun sinergi internal dan eksternal, bekerja bersama pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan pendidikan yang unggul bagi mahasiswanya," ucapnya.
"Serta tidak lupa untuk terus melanjutkan dharma penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, kemajuan dan kedaulatan negara Indonesia dan kemaslahatan bagi umat manusia," pungkasnya
Sementara itu, Guru Besar UGM, Suharko dalam Pidato Dies UGM ke-72 menyampaikan ini adalah momemtum yang tepat untuk refleksi atas pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun ini. Terlebih hingga sekarang tanda-tanda akhir dari pandemi Covid-19 belum dapat dipastikan.
Laju penyebaran memang melambat namun ada potensi peningkatan penularan karena meningkatnya mobilitas masyrakat pada periode liburan natal dan tahun baru. Ditambah lagi dengan munculnya ancaman penyebaran varian baru Omicron yang sudah masuk ke Indonesia.
Baca Juga:Lacak Penyebaran Virus Covid-19, Tim FKKMK UGM Teliti Air Limbah
"Resiko penularan dan lonjakan kasus masih mungkin terjadi meski vaksinasi sudah melampaui target WHO yakni 40 persen warga divaksin lengkap pada akhir 2021," ujar Suharko.