"Di usianya yang ke 72 tahun, UGM terus berupaya untuk membangun sinergi internal dan eksternal, bekerja bersama pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan pendidikan yang unggul bagi mahasiswanya," ucapnya.
"Serta tidak lupa untuk terus melanjutkan dharma penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, kemajuan dan kedaulatan negara Indonesia dan kemaslahatan bagi umat manusia," pungkasnya
Sementara itu, Guru Besar UGM, Suharko dalam Pidato Dies UGM ke-72 menyampaikan ini adalah momemtum yang tepat untuk refleksi atas pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun ini. Terlebih hingga sekarang tanda-tanda akhir dari pandemi Covid-19 belum dapat dipastikan.
Laju penyebaran memang melambat namun ada potensi peningkatan penularan karena meningkatnya mobilitas masyrakat pada periode liburan natal dan tahun baru. Ditambah lagi dengan munculnya ancaman penyebaran varian baru Omicron yang sudah masuk ke Indonesia.
Baca Juga:UGM Raih Peringkat Tiga Kampus Berkelanjutan Terbaik di Indonesia
"Resiko penularan dan lonjakan kasus masih mungkin terjadi meski vaksinasi sudah melampaui target WHO yakni 40 persen warga divaksin lengkap pada akhir 2021," ujar Suharko.
Menurutnya ada optimisme sekaligus ketidakpastian yang masih membayangi perkembangan pandemi yang telah berlangsung selama dua tahun ini. Sejumlah publikasi ilmiah pandemi turut mengungkapkan secara lebih jelas segala bentuk kerentanan yang dialami masyarakat Indonesia dan sekaligus menguji ketahanan atau resiliensi semua pihak dalam menghadapainya.
"Pada momentum refleksi dua tahun pandemi dan dies natalis ke-72 UGM tepat kiranya jika kita menambahkan transformasi ke arah Indonesia yang mandiri dan berdaulat dalam berbagai bidang kehidupan," tandasnya.