SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut tingkat reservasi hotel mengalami penurunan jelang Tahun Baru 2022. Padahal sebelumnya orang yang telah melakukan reservasi mencapai 68 persen.
"Baru saja saya dapat informasi bahwa reservasi kamar hotel turun dari 68 persen menjadi 55 persen," ujar Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono kepada SuaraJogja.id, Kamis (30/12/2021).
Deddy menjelaskan, reservasi kamar hotel turun 13 persen lantaran wisatawan khawatir ada pemberlakuan PPKM saat Tahun Baru meski pemerintah pusat membatalkannya. Sehingga wisatawan memilih untuk menunda liburan ke Jogja.
"Cuma ditunda saja untuk sementara waktu. Mereka akan ke sini kemungkinan setelah tanggal 2 Januari 2022," terangnya.
Baca Juga:Libur Natal Target Okupansi Hotel Meleset, PHRI DIY: Kita Belum Baik-baik Saja
Dengan demikian, wisatawan baru akan datang ke Jogja pada minggu pertama Januari 2022. Hal ini, menurutnya, saat tahun baru besok tingkat okupansi hotel terbilang low season.
"Artinya peak season-nya ya Januari besok itu. Tahun baru besok bisa dibilang low season," katanya.
Selain itu, pemberlakuan ganjil genap di sejumlah objek wisata (obwis) juga jadi faktor wisatawan menangguhkan kunjungannya. Mereka khawatir tidak dapat mengunjungi obwis padahal sudah jauh-jauh datang ke Jogja.
"Belum tentu mobilnya wisatawan berpelat ganjil, jadi mereka memilih untuk menunda kunjungannya daripada sudah jauh-jauh datang ke obwis tertentu tapi ketika sampai di sana enggak boleh masuk," paparnya.
Ditambahkannya, meskipun PPKM level 3 Nataru dibatalkan, PHRI DIY menekankan kepada hotel-hotel agar menerapkan protokol kesehatan lebih diperketat, jangan sampai lengah. Jangan sampai euforia lalu terjadi peningkatan kasus Covid-19.
Baca Juga:Libur Natal, PHRI DIY Ungkap Penyebab Okupansi Hotel di Jogja Malah Stagnan
"Satgas PHRI kemarin juga sudah terjun mengecek kesiapan hotel-hotel terkait penerapan prokes jelang Nataru," ujar dia.