Peserta Terluka Parah karena Ledakan, Prancis Selidiki Dugaan Terorisme di Reli Dakar

Ledakan tersebut mengoyak dasar kendaraan yang kemudian terbakar

Eleonora PEW
Rabu, 05 Januari 2022 | 15:48 WIB
Peserta Terluka Parah karena Ledakan, Prancis Selidiki Dugaan Terorisme di Reli Dakar
Pengendara Toyota Yazeed Al Rajhi dari Arab Saudi dan pendampingnya yang asal Inggris Michael Orr saat menuntaskan Etape 3 Reli Dakar rute al-Artawiya ke al-Qaysumah pada 4 Januari 2022. (AFP/FRANCK FIFE).

SuaraJogja.id - Buntut dari ledakan di bawah kendaraan tim Prancis dalam reli Paris-Dakar di Arab Saudi, jaksa Prancis mengatakan, Selasa (4/1/2022), bahwa pihaknya telah menggelar penyelidikan atas dugaan terorisme.

Ledakan yang membuat salah satu peserta reli terluka parah itu menghantam kendaraan pendukung milik tim Prancis Sodicars segera setelah meninggalkan hotelnya di Jeddah untuk mengikuti rute balapan, kata tim dan penyelenggara lomba seperti dikutip Reuters, Rabu.

Lima anggota tim berada di dalam kendaraan itu saat kejadian dan salah satunya yakni pengemudi Philippe Boutron, menderita cedera kaki yang serius. Surat kabar Prancis L'Equipe, mengutip salah seorang dari tim itu, mengatakan bahwa ledakan tersebut mengoyak dasar kendaraan yang kemudian terbakar.

Boutron kini sudah dievakuasi ke Prancis dan dalam keadaan koma di Rumah Sakit Militer Percy, dekat Paris, ditemani keluarganya, kata tim Sodicars.

Baca Juga:Toyota Hilux GR Sport Debut di Eropa dengan Wajah dan Suspensi Baru

Berita ledakan itu muncul akhir pekan ;lalu, tetapi pada saat itu penyelenggara reli dan badan olahraga mengatakan tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Jaksa anti-teroris Prancis mengaku sudah meluncurkan penyelidikan pendahuluan mengenai upaya pembunuhan bermotif terorisme.

Jaksa juga mengatakan badan kontra-terorisme domestik Prancis dipercayai menyelidiki kasus ini.

Kantor media pemerintah Arab Saudi CIC tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Arab Saudi adalah tempat terjadinya serangkaian serangan militan skala besar dengan menyasar Barat pada 2000-an. Tapi serangan itu sudah berhenti.

Baca Juga:WHO Pantau Varian IHU di Prancis, Benarkah Lebih Menular?

Namun akhir 2020, ledakan saat upacara peringatan Perang Dunia I yang diselenggarakan oleh konsulat Prancis di Jeddah melukai beberapa orang. Ini merupakan serangan pertama dengan memakai bahan peledak dalam beberapa tahun dengan sasaran orang asing di negara Teluk Arab itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak