SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo mencatat ada kenaikan yang cukup tinggi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun ini. Hingga pekan kedua Januari saja tercatat sudah ada 116 kasus dengan 39 pasien harus menjalani perawatan di rumah sakit.
"Untuk tahun ini pada bulan Januari saja sudah ada kasus demam berdarah sebanyak 116 orang dan yang 39 dirawat," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Rina Nuryati kepada awak media, Rabu (19/1/2022).
Rina menyebut bahwa saat ini kasus demam berdarah di wilayah Bumi Binangun masih menunjukkan tren meningkat. Kondisi itu sudah dimulai sejak awal musim hujan yang masuk pada tahun lalu.
"Dari kasus tersebut memang kalau kita lihat ada tren naik dimulai dari awal musim hujan sekitar bulan September-Oktober kemarin dan sampai Januari ini trennya masih meningkat," ungkapnya.
Baca Juga:Sebanyak 112 Warga di Kabupaten Bojonegoro Sakit Demam Berdarah, Dua Pasien Meninggal
Temuan ratusan kasus di awal tahun itu dinilai sudah cukup tinggi. Hal itu terlihat dengan perbandingan temuan kasus demam berdarah di beberapa tahun sebelumnya.
Rina merinci pada tahun 2019 sendiri sudah tercatat ada sekitar 194 orang yang terkena demam berdarah tanpa catatan pasein meninggal dunia. Jumlah itu naik di tahun 2020 menjadi 316 kasus dengan tiga orang meninggal dunia.
Sedangkan berdasarkan catatan yang ada sebanyak 213 orang yang terkena serangan demam berdarah sepanjang tahun 2021 lalu. Dari jumlah tersebut enam orang dinyatakan meninggal dunia.
"Untuk itu yang jadi fokus kami adalah bagaimana bisa menekan jumlah kasus dan kematian yang trendnya naik itu," terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kulon Progo Eko Damayanti menyatakan bahwa sejumlah upaya terus dilakukan jawatannya untuk mengantisipasi lonjakan kasus DBD di wilayahnya. Termasuk dengan meningkatkan lagi kapasitas deteksi atau diagnosis kasus.
Baca Juga:4 Sarang Nyamuk di Rumah dan Cara Mengatasinya Agar Tak Jadi Sumber Penyakit
"Untuk penanganan kasusnya kami sudah meningkatkan kapasitas deteksinya. Jadi deteksi untuk penegakan diagnosisnya karena memang penegakan standar untuk diagnosis itu bisa memakai NS1 atau pemeriksaan antibodi IgG dan IgM," ujar Eko.
Terkait dengan NS1 sendiri, lanjut Eko, sudah didistribusikan ke seluruh fasyankes yang ada. Baik di puskesmas maupun rumah sakit swasta dan negeri.
Di samping itu, Dinkes Kulon Progo juga memberikan pembekalan kepada para dokter dalam hal pengetahuan terkait demam berdarah itu sendiri. Tujuannya agar dokter yang bertugas dapat dengan segera mendiagnosis potensi kemunculan penyakit tersebut.
"Apalagi sekarang ada Covid-19 jadi mungkin ini kewaspadaan di masyarakat harus ditingkatkan. Karena memang gejalanya demam dan hampir sama dengan Covid-19," jelasnya.
Tidak hanya di situ saja, penanganan medis pun juga menjadi perhatian dalam kasus DBD ini. Khususnya terkait dengan peningkatan kapasitas rumah sakit rujukan untuk kasus DBD.
"Kemudian untuk sistem rujukan kita juga meningkatkan karena terutama untuk kasus-kasus DBD ini sebaiknya dirawat di rumah sakit yang punya kapasitas ICU," tandasnya.