SuaraJogja.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut ada 6 Gunung Api yang berada di bawah laut. 6 Gunung Api tersebut semuanya berada di kawasan Indonesia Timur. Dari 6 Gunung Api yang berada di bawah laut tersebut 2 diantaranya memiliki sejarah pernah erupsi dan menimbulkan tsunami.
Kepala PVMBG Andiani menuturkan 6 gunung api bawah laut tersebut adalah Sangir/Submarine 1922, Banua Wuhu, Nieuwerkeuk, Emperor Of China, Yersey dan Hobal. Gunung api tersebut sampai saat ini masih aktif dan kemungkinan erupsi bisa terjadi.
Oleh karena itu, upaya mitigasi sebenarnya sudah mereka lakukan dengan memasang alat seismik. Alat seismik sudah terpasang di Gunung Api bawah laut Nieuwrkeuk dan tahun 2022 ini pihaknya akan kembali memasang alat seismik di Gunung Bawah Laut Hobal.
"Kita hanya bisa menyajikan data sebagai antisipasi bencana yang ditimbulkan,"ujar Andini dalam dialog virtual outlook kebencanaan 2021-2022, Rabu (26/1/2022).
Baca Juga:PVMBG: Aktivitas Gunung Semeru Didominasi Gempa Guguran dan Erupsi
Menurut Andiani, saat ini ada 3 Gunung Api di Indonesia yang berstatus level 3 alias siaga yaitu Sinabung, Merapi dan Nowokono. Gunung Semeru belum lama dinaikkan levelnya ke level siaga usai erupsi besar terakhir kemarin
Selain itu ada 18 Gunung Berapi yang berada di level 2 dan 47 lainnya berada di level 1. Dan dari 127 Gunung api yang ada di Indonesia, 11 diantaranya mengalami erupsi dengan diikuti awan panas serta guguran lava pijar.
"Erupsi Gunung Berapi memang salah satu ancaman bencana di Indonesia,"ujar dia.
Bencana yang lain adalah gempa bumi, di mana selama 2021 ini pihaknya mencatat gempa paling merusak paling tinggi. Gempa bumi merusak adalah gempa dengan kekuatan lebih dari 5 magnitudo. Karena terjadi sebanyak 26 kali dalam setahun dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa.
Meski demikian, ia mengakui tidak ada korelasinya banyaknya gempa bumi merusak dengan korban jiwa. Karena dalam catatan PVMBG, korban jiwa paling banyak terjadi pada tahun 2004 yaitu saat gempa dan tsunami Aceh di mana ada 250 ribu orang meninggal dan kerugian Rp 42,7 triliun.
Baca Juga:PVMBG Imbau Masyarakat Waspadai Hoaks Soal Erupsi Semeru
"Gempa bumi Tasikmalaya 2018 menimbulkan korban jiwa 4.000 orang dan terbaru adalah di Mamuju dengan korban jiwa 100 orang dan kerugian Rp 900 miliar,"terangnya.
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi gempa bumi dan tsunami Megatrust. Di mana potensinya adalah memiliki magnetudo lebih dari 8 akibat adanya potensi tabrakan lempeng bumi. Potensi semakin besar karena ada 10 lempeng aktif di Indonesia.
Lempeng bumi tidak hanya ada di Sebelah barat Sumatera dan Selatan Pulau Jawa, namun ada di selatan Bali, NTT, NTB dan berbelok arah ke utara. Lempeng bumi aktif tersebut ada di utara Papua, Timur Laut Halmahera dan Utara Sulawesi.
Kontributor : Julianto