Namun untuk yang tidak bergejala tetapi kontak atau makan daging sapi mati itu diberi obat profilaksis atau obat antibiotik yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Tujuannya agar tidak timbul gejala yang mengarah ke antraks.
Dewi mengatakan ada 30 warga yang mendapat pengawasan ketat. Mereka adalah warga yang mengerjakan memotong dan membagi-bagi daging sapi yang sakit tersebut. Harapannya mereka tidak bergejala sehingga penanganannya lebih mudah.
Seperti diberitakan akhir pekan lalu, Kasus antrax diduga kembali muncul di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Setelah sempat mereda sebelum pandemi covid19, kasus antrax yang dipicu karena sapi tersebut diduga menjangkit warga Kapanewon Gedangsari.
Kali ini, sebanyak 7 warga di Pedukuhan Jetis, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul diduga terjangkit antraks. Dugaan ini muncul setelah mereka mengeluhkan sejumlah gejala usai mengkonsumsi daging sapi yang sebelumnya tidak sehat.
Baca Juga:Tambang Ilegal di Gedangsari Ditutup, Polisi Sita Alat Berat Milik Dinas Pekerjaan Umum