Hadiri Harlah PPP DIY, Anies Baswedan Singgung Persatuan lewat Kendaraan Umum dan Trotoar

Ia menjelaskan, selama empat tahun masa kepemimpinannya, ia telah membangun kendaraan umum dan trotoar.

Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Senin, 31 Januari 2022 | 19:25 WIB
Hadiri Harlah PPP DIY, Anies Baswedan Singgung Persatuan lewat Kendaraan Umum dan Trotoar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan materi di hadapan kader PPP DIY di Hotel Grand Rohan, Banguntapan, Bantul, Senin (31/1/2022). - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyatakan rasa persatuan dapat terwujud melalui fasilitas umum. Itu terungkap dalam Harlah dan Muskerwil DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DIY di Hotel Grand Rohan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul pada Senin (31/1/2022) siang.

Dijelaskannya, selama empat tahun masa kepemimpinannya, ia telah membangun kendaraan umum dan trotoar. Trotoar yang sudah dibangun panjangnya sampai saat ini 241 kilometer.

Saat ini, moda transportasi seperti KRL, angkutan umum dan MRT sudah terintegrasi. Sehingga membuat masyarakat lebih tertarik menggunakan kendaraan umum saat bepergian.

"Jumlah pengguna kendaraan umum mengalami kenaikan yang tadinya sekitar 350 ribu orang per harinya kini menjadi satu juta orang. Kalau ada satu juta orang naik kendaraan umum di Jakarta, itu artinya terjadi perubahan perilaku," katanya.

Baca Juga:Politikus PDIP Getol Kritik Anies, Tapi di PPP Anies Didoakan Jadi Presiden 2024

Usai membangun kendaraan umum, lanjutnya, harus ada trotoar. Alasannya jika naik kendaraan umum pasti membangun trotoar untuk memberi akses pedestrian.

"Negara yang membuat trotoar itu negara yang membangun kendaraan umum dan sebaliknya. Karena itu sepasang seperti sendok dan garpu, tidak bisa dipisahkan," terangnya.

Dengan adanya kendaraan umum dan trotoar maka perbedaan strata sosial ekonomi dapat dihilangkan. Sebab, jelas Anies, yang menggunakan transportasi umum adalah seluruh golongan masyarakat.

"Jadi tidak peduli apakah yang naik kendaraan umum itu seorang CEO, office boy, manajer, bahkan pengangguran pun bisa duduk berdiri setara dan jalan bersama di trotoar. Mengapa ini dibangun? karena yang dibangun adalah perasaan kebersamaan karena ada kesetaraan," paparnya.

Tak ketinggalan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode 2014-2016 itu juga menyoroti ketimpangan di ibu kota. Menurutnya, tidak adanya peran pemerintah dalam membuat ruang ketiga berkontribusi terhadap terjadinya kesenjangan sosial.

Baca Juga:Panaskan Mesin Partai, PPP Hadirkan Anies Baswedan di Harlah dan Muskerwil DPW PPP DIY

"Ruang ketiga itu kalau dalam istilah kami yaitu mal, ancol, dan pusat hiburan rakyat selama ini yang menyediakan adalah pihak swasta. Maka disitulah muncul kesenjangan sosial," ungkap dia.

Dia mencontohkan, keberadaan tiga pusat perbelanjaan di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI) antara lain Plaza Indonesia, Grand Indonesia, dan Thamrin City punya segmen masing-masing. Ketiga mal ini punya segmen pasar mulai dari bawah, menengah, hingga atas.

"Sehingga yang terjadi adalah segmentasi. Tidak mungkin tanpa sekat, pasti ada segmen atas, tengah, dan bawah," imbuhnya.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ingin mengikis ketimpangan sosial tersebut.

"Jakarta ini kota yang menunjukkan perbedaan antara kelas atas, menengah, dan bawah. Kami ingin itu dihilangkan," ujar dia.

Anies menandaskan, persatuan harus dirawat, diperkuat dengan kebijakan-kebijakan yang memberikan rasa keadilan. Persatuan akan sulit dipertahankan dan diperkuat bila dalam ketimpangan.

"Ketimpangan sangat sulit menghadirkan persatuan tapi kesetaraan akan bisa membuat persatuan, itu yang coba kami bangun di Jakarta," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak