Ekspor Menguat, Hubungan Ekonomi Indonesia-Swedia Meningkat meski Pandemi

Bersamaan dengan peningkatan ekspor Indonesia ke Swedia, nilai investasi inbound Swedia ke Indonesia juga ikut tumbuh.

Eleonora PEW
Jum'at, 04 Februari 2022 | 16:55 WIB
Ekspor Menguat, Hubungan Ekonomi Indonesia-Swedia Meningkat meski Pandemi
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia Kamapradipta Isnomo saat mengunjungi Riga-Bourse, Selasa (5/0). (Antara / Dokumentasi KBRI Stockholm)

SuaraJogja.id - Di tengah pandemi Covid-19, hubungan ekonomi antara Indonesia dan Swedia meningkat. Kondisi ini ditunjukkan dalam data Badan Pusat Statistik RI.

Total perdagangan Indonesia-Swedia sepanjang tahun 2021 meningkat 22 persen dibandingkan pada 2020, dengan penguatan nilai ekspor ke Swedia sebesar 251,9 juta dolar AS (sekitar Rp3,6 triliun) atau naik 31,6 persen.

“Pandemi COVID telah membawa tantangan tersendiri dalam membina hubungan perekonomian antarnegara, termasuk antara Indonesia dengan Swedia,” kata Duta Besar RI untuk Swedia Kamapradipta Isnomo dalam keterangan tertulis KBRI Stockholm, Jumat.

Pada 2021, nilai total perdagangan dan nilai ekspor RI ke Swedia adalah yang tertinggi di kawasan Nordik.

Baca Juga:Villa Milik WNA Swedia di Ubud Bali Terbakar, Kini Tersisa Rangka

Peningkatan nilai ekspor dan investasi Swedia ke Indonesia, menurut keterangan itu, tidak terlepas dari hubungan perekonomian bilateral yang telah dibina kedua negara.

Sepanjang tahun 2021, kata KBRI Stockholm, pihaknya aktif melakukan pendekatan kepada berbagai kalangan di Swedia, baik pemerintahan maupun bisnis, serta memfasilitasi pertemuan antarperusahaan dari kedua negara.

Berdasarkan data International Trade Centre (ITC), lima komoditas ekspor utama Indonesia ke Swedia pada 2021 adalah lemak dan minyak hewani atau nabati, barang pakaian rajutan, kendaraan selain gerbong kereta api atau trem, alas kaki dan sejenisnya, serta barang pakaian bukan rajutan.

Bersamaan dengan peningkatan ekspor Indonesia ke Swedia, nilai investasi inbound Swedia ke Indonesia juga ikut tumbuh.

Total proyek investasi Swedia yang masuk ke Indonesia pada 2021 adalah sebanyak 264 proyek, dengan total nilai investasi sebesar 9,2 juta dolar AS (sekitar Rp132,2 miliar) atau naik sekitar 45,7 persen dibandingkan tahun 2020.

Baca Juga:Mulai Jumat Besok, Pembelajaran Tatap Muka di DKI Jakarta Dibatasi Maksimal 50 Persen

Investasi utama Swedia di Indonesia adalah pada sektor kesehatan, transportasi, teknologi informasi, tekstil, produk kimia, serta produk makanan kemasan dan minuman.

Untuk 2022, Dubes Kama berharap KBRI dapat merealisasikan berbagai kerja sama yang telah dijajaki selama dua tahun terakhir, antara lain di sektor energi, transportasi, dan kesehatan.

Selain itu, KBRI juga akan mendorong kolaborasi dengan Swedia dalam menyukseskan keketuaan Indonesia dalam G20 dan pembangunan ibu kota negara baru.

“Kekuatan Swedia sebagai negara inovatif dan unggul dalam pemanfaatan teknologi berkelanjutan perlu digali dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia,” tutur Kama.

Sejak awal pandemi COVID-19, Swedia adalah salah satu dari segelintir negara di dunia yang tidak pernah menerapkan kebijakan lockdown.

Meskipun demikian, imbas dari pandemi terhadap perekonomian Swedia tidak terelakkan, sehingga nilai Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2020 tercatat mengalami defisit sebesar -2,8 persen.

Memasuki tahun 2021, dengan didorong oleh penghapusan pembatasan pandemi serta peningkatan konsumsi masyarakat, PDB year-on-year Swedia pada 2021 kembali tumbuh mencapai 3,9 persen. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak