Siswa SMP di Gedangsari Dibogem Oknum Guru Gara-Gara Tak Datang Try Out, Bibir Berdarah

NR mengakui, hari Jumat pekan sebelumnya, yaitu saat ujian Bahasa Inggris online dari Dinas Pendidikan setempat, ia tidak hadir.

Eleonora PEW
Jum'at, 18 Februari 2022 | 18:29 WIB
Siswa SMP di Gedangsari Dibogem Oknum Guru Gara-Gara Tak Datang Try Out, Bibir Berdarah
Guru SMP N 1 Gedangsari menunjukkan ruang perpustakaan, lokasi kekerasan terhadap siswa. - (Kontributor SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Aksi kekerasan guru terhadap murid terjadi di Kapanewon Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Bibir atas bagian dalam sebelah kiri NR, siswa kelas 9 SMP N 1 Gedangsari luka hingga berdarah usai mendapat bogem mentah dari S, oknum guru sekolah tersebut.

NR mengungkapkan, aksi kekerasan tersebut terjadi pada hari Selasa (16/2/2022) siang. Saat itu, ia berada di ruang perpustakaan karena harus mengerjakan ujian mata pelajaran Bahasa Inggris. Di dalam ruangan juga ada oknum guru yang juga wali kelasnya, S.

Saat tengah mengerjakan soal, ia didatangi S dan dinasihati, jika tidak bisa hadir ke sekolah, diminta untuk izin terlebih dahulu. NR mengakui, hari Jumat pekan sebelumnya, yaitu saat ujian Bahasa Inggris online dari Dinas Pendidikan setempat, ia tidak hadir, sehingga ia diminta mengerjakan ujian pengganti hari Selasa kemarin.

"Saya akui itu kesalahan saya tidak hadir pas ujian. Itu karena ada hajatan keluarga," ujar NR, Jumat (18/2/2022).

Baca Juga:AJI Kediri Kecam Intimidasi dan Pemukulan Terhadap 3 Jurnalis Saat Liput Kerusuhan Laga di Liga 3

Saat di ruang perpustakaan itulah, S menghampiri NR dan menanyakan alasan dirinya tidak hadir saat ujian online. Namun karena tengah konsentrasi mengerjakan soal, NR kurang memperhatikannya. S yang berdiri di samping kiri NR kemudian memukul-mukul tangan kiri NR sebanyak dua kali.

NR lantas berdiri namun tiba-tiba S melayangkan bogem mentah. Dengan tangan mengepal, bogem mentah tersebut mengenai mulutnya hingga bibir dalam bagian atas luka dan mengeluarkan darah. Mendapat perlakuan tersebut NR memilih diam karena takut tidak lulus sekolah nanti.

"Saya terus mengerjakan soal sampai selesai," papar dia.

Usai pulang sekolah, ia mengadukan apa yang menimpanya kepada orangtuanya. Ayahnya saat itu langsung mendatangi sekolah untuk melakukan klarifikasi. Ayahnya sempat bersitegang dengan guru tersebut dan nyaris baku hantam.

Beruntung ada guru lain yang melerai keduanya. Setelah itu ada proses mediasi yang dilakukan pihak sekolah difasilitasi oleh Bhabinkamtibmas setempat. NR mengaku terpaksa menerima perlakuan guru tersebut karena khawatir sekolahnya tidak selesai

Baca Juga:5 Cara Menyikapi Sikap Negatif Pasangan yang Bisa Kamu Terapkan, Jangan Terima Kekerasan!

Kesiswaan SMP N 1 Gedangsari, Wiyanto membenarkan adanya aksi 'pemukulan' tersebut. Namun ia membantah jika S melakukan bogem mentah kepada NR karena menurutnya mulut NR hanya tersenggol tanpa sengaja saat S menasehati NR.

"Tidak ada itu pukulan langsung ke mulut NR. Hanya kesenggol saja, tidak sengaja," papar dia.

Saat itu, lanjut Wiyanto, S hendak menutup mulut NR dengan telapak tangan agar segera diam. S jengkel karena NR selalu saja menjawab ketika dinasehati. Karena terus menampik ucapan guru, maka S tersulut emosi.

Meski beralasan tidak sengaja, namun Wiyanto mengakui bibir NR sempat mengeluarkan darah namun hanya sedikit. Selepas itu, S langsung meminta maaf dan memeluk NR. Dan aksi tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Menurut Wiyanto, aksi pemukulan terjadi karena guru jengkel. Rabu pekan lalu, sang guru memberitahukan kepada siswanya adanya ujian berbasis komputer yang diselenggerakan oleh Dinas Pendidikan pada hari Jumat. Semua siswa termasuk NR menjawab siap.

Namun di hari Jumat, NR tidak hadir tanpa keterangan. Sang guru mencoba menunggu kehadiran anak tersebut, tetapi hingga pukul 15.00 WIB, NR tidak juga menampakkan batang hidungnya. Kejadian serupa juga terulang di hari Senin (15/2/2022).

"Hari Senin siswa kelas 9 diminta untuk datang semua karena hendak difoto untuk kepentingan ijasah. NR tidak datang tanpa ijin padahal sudah mengundang tukang foto dari luar. NR baru datang hari Selasa, kan kita ngundang tukang foto dua kali jadinya," tambahnya.

Kepala SMP N 1 Gedangsari, Mursinah menambahkan usai kejadian pihaknya sudah melakukan mediasi dan semuanya berakhir damai. Pihaknya juga telah memberikan sanksi pembinaan terhadap oknum guru yang melakukan kekerasan terhadap siswa.

"Kami sudah berupaya mati-matian membantu siswa agar berhasil. Terkadang memang ada yang salah kaprah," ujar dia.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak