Ramai Polemik Aktor di Balik Serangan Umum 1 Maret 1949, Begini Penjelasan Sejarawan

Aktor di balik Serangan Umum 1 Maret tengah jadi sorotan lantaran tak dicantumkannya nama Soeharto dalam Keppres terkait peristiwa 1949 tersebut

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 04 Maret 2022 | 13:20 WIB
Ramai Polemik Aktor di Balik Serangan Umum 1 Maret 1949, Begini Penjelasan Sejarawan
Aksi teatrikal peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Benteng Vredeburg, Selasa (01/03/2022). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

"Oleh karena itu Serangan Umum 1 Maret itu sebenarnya adalah yaitu tadi hasil keputusan bersama para pejuang sipil maupun militer ini. Kedua adalah bahwa ini memang tindakan militer tapi bagian dari diplomasi Indonesia untuk mengatakan kepada PBB bahwa Republik Indonesia masih ada, tidak seperti yang dipropagandakan oleh Belanda," tandasnya.

Di dalam Keppres tersebut memang tidak mencantumkan nama Soeharto tetapi justru memasukkan sosok Soekarno dan Hatta sebagai penggerak dan pihak yang menyetujui Serangan Umum 1 Maret 1949.

Baskara menilai hal itu bisa saja dilakukan oleh Soekarno dan Hatta. Walaupun memang mereka tidak ikut terlibat dalam peristiwa bersejarah itu secara langsung.

"Waktu itu kan keadaan dokumen tertulis tidak ada, artinya sulit lah (memastikan itu). Selain kita juga belum terbiasa dengan tulis-menulis dan cetak mencetak seperti sekarang. Keadaannya kan kacau waktu itu. Soekarno-Hatta di dalam pengungsian karena diasingkan oleh Belanda. Mungkin secara langsung tidak di lapangan. Tetapi saya kira sebagai pimpinan tertinggi gerakan revolusi waktu itu Soekarno-Hatta ya menurut saya terlibat walaupun secara tidak langsung," urainya.

Baca Juga:Cerita di Balik Serangan Umum 1 Maret 1949, Disebar dari Rumah Petani hingga Terdengar PBB

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membantah tudingan bahwa Keputusan Presiden (Keppres) tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 menghilangkan nama Jenderal Besar H.M. Soeharto.
 
"Keppres tersebut bukan buku sejarah, melainkan penetapan atas satu titik krusial sejarah," tulis Mahfud MD dalam akun Twitternya @mohmahfudmd yang dikutip di Jakarta, Kamis.

Nama H.M. Soeharto dan nama tokoh lainnya sama sekali tidak dihilangkan.

"Keppres tersebut tidak menghilangkan nama Soeharto dan lain-lain dalam SU 1 Maret 1949," jelas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Peran Pak Harto--sapaan akrab presiden ke-2 RI H.M. Soeharto--dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia tetap tercantum pada naskah akademik keppres.

"Nama dan peran Soeharto disebutkan di naskah akademik keppres yang sumbernya komprehensif," ucapnya.

Baca Juga:Mengenang Serangan Umum 1 Maret, Peristiwa Bersejarah Melawan Penjajah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak