Ratusan Warga Korban Angin Kencang di Paliyan Mengungsi, Posko Kesulitan Minyak Goreng

ratusan rumah rusak akibat angin kencang yang menyapu kawasan

Galih Priatmojo
Sabtu, 12 Maret 2022 | 12:39 WIB
Ratusan Warga Korban Angin Kencang di Paliyan Mengungsi, Posko Kesulitan Minyak Goreng
Aktivitas posko yang menampung warga korban angin kencang puting beliung di Paliyan, Gunungkidul, Sabtu (12//3/2022). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Ratusan warga korban bencana angin kencang di Paliyan, Gunungkidul mengungsi usai rumah mereka mengalami kerusakan dan tidak bisa dihuni. Mereka tidak di tempat posko pengungsian namun semua berada di rumah-rumah tetangga yang masih aman.

Lurah Mulusan, Supodo menuturkan, dari hasil pendataan akhir yang dilakukan, petugas BPBD Kabupaten Gunungkidul mencatat selain dua warga yang mengalami luka-luka, setidaknya ada ratusan rumah yang rusak. Pihaknya mencatat ada 170 rumah rusak di empat padukuhan.

"jumlah kerusakan rumah ada 170 baik ringan maupun berat,"tutur dia, Sabtu (12/3/2022).

Di Kalurahan Mulusan ada 6 padukuhan di mana 4 diantaranya terdampak angin kencang puting beliung. Sebanyak 4 padukuhan tersebut adalah Karangmiri, Kenteng, Mulusan dan Watugilang A.

Baca Juga:Polres Gunungkidul Bagikan Minyak Goreng dalam Operasi Keselamatan Progo, Sekaligus Sosialisasi Prokes

Adapun kerusakan terparah terjadi di dua Padukuhan, yakni Padukuhan Kenteng dan Padukuhan Karang Miri. Sementara itu, jumlah penduduk terdampak bencana angin puting beliung adalah 647 jiwa.

"Ada 4 Padukuhan yang terdampak. 100an rumah parah dan 70 rusak ringan," ujar Supodo. 

Kerusakan pada umumnya adalah pada atap di mana banyak genteng yang beterbangan hingga seluruh atap terbang terbawa angin. Ada satu bangunan yaitu tempat parkir milik pondok pesantren yang rata dengan tanah.

Di samping itu, dua orang warga Kalurahan Mulusan Kapanewon Paliyan terpaksa dilarikan ke rumah sakit paska bencana angin puting beliung yang menerjang wilayah ini. Satu orang harus menjalani opname di rumah sakit dan seorang lagi dibawa ke Pengobatan patah tulang alternatif.

Dua orang mengalami luka masing-masing adalah Karmi (96) warga padukuhan Kenteng RT 08 dan Hartono (55) warga RT 17 padukuhan Mulusan. Karmi harus dilarikan ke rumah sakit karena tertimpa atap yang runtuh sementara Hartono terjatuh. 

Baca Juga:Pemkab Gunungkidul Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng 1500 Liter di Kawasan Pesisir Selatan

"Saudara Hartono terjatuh karena terjatuh saat membantu evakuasi pohon yang menimpa rumah,"ungkap dia.

Supodo menjelaskan Mbah Karmi terkelupas kulit jidatnya cukup lebar karena tertimpa bangunan atap yang roboh setelah sebatang pohon tumbang. Sementara hartono patah tangan karena terjatuh dari atap rumah warga.

Kesulitan Minyak Goreng

Supodo menyebutkan, pihaknya langsung mendirikan posko induk untuk memudahkan koordinasi. Posko induk tersebut berada di Balai Dusun Kenteng. Di posko tersebut juga dijadikan sebagai dapur umum.

"Dapur umum ini selain menyuplai makanan warga terdampak juga untuk relawan,"terang dia.

Semua relawan dikoordinasikan di posko induk ini. Di samping itu, posko ini juga dijadikan sebagai tempat koordinasi penerimaan bantuan serta penyalurannya. Hal ini dilakukan agar terjadi keadilan dalam pembagian bantuan.

Koordinator Posko Tagana Gunungkidul, Wagiyo menuturkan pihaknya berencana  akan mendirikan posko dapur umum selama 3 hari. Posko dapur umum ini untuk menyediakan logistik permakanan bagi warga terdampak dan juga para relawan.

Biasanya, menu makanan yang dibagikan selain nasi juga lauk pauk seperti telur, sayur dan juga mie goreng. Hanya saja, saat ini mereka masih kekurangan sayuran untuk memasak. Dan yang mendesak adalah minyak goreng karena kebutuhannya cukup banyak.

"Sekali masak kita menyediakan 600 porsi. Sekali memasak itu kita menghabiskan minyak 10 liter, dan itu sulit untuk mendapatkannya,"ungkapnya.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini