Anam kemudian menyebut dr. Sunardi juga tidak mau berhenti ketika Densus 88 sudah menembak dirinya. Sebelum itu, anggota yang akan menangkap sebenarnya juga sudah menunjukkan surat penangkapan.
“Dikasih tembakan ke udara (tembakan peringatan, red) enggak berhenti-berhenti. Yang sebelah kiri (tempat penumpang) bagian depan ditembak juga enggak berhenti, lalu tembak tangan enggak berhenti, tembak bahu enggak berhenti, tembak badan itu enggak berhenti terus akhirnya baru nabrak,” tukasnya.