SuaraJogja.id - Menurut dr Muhammad Fadli dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), berdasarkan sejumlah studi, ibu hamil alias bumil bisa berpuasa di bulan Ramadhan. Namun, ada sejumlah persiapan yang perlu dilakukan, termasuk mengetahui batasannya.
Fadli, yang juga berpraktik di Klinik Bamed itu, menyebutkan, persiapan yang perlu dilakukan, salah satunya terkait kebutuhan asupan makanan dan minuman selama sahur dan berbuka puasa.
"Selama berbuka, pastikan terhidrasi atau minum minimal 2-2,5 liter sehari. Kalau kurang, ini akan berdampak dengan volume cairan ketuban dan bisa memicu kontraksi," ujar dia dalam Virtual Media Briefing bertajuk "Siap hadapi Ramadhan untuk keluarga Indonesia", Kamis.
Saat sahur, sebaiknya perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti gandum, beras merah, tidak lupa menyertakan asupan protein untuk pertumbuhan janin.
Baca Juga:Ibu Hamil Ikut Jalankan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan, Pakar Ingatkan Tanda-tanda Dehidrasi
Sebaiknya, hindari mengonsumsi kafein karena akan membuat sering ke toilet dan memicu dehidrasi dan jangan konsumsi makanan terlalu manis karena kalau gula darah naik secara cepat maka gula darah dalam tubuh juga akan turun secara drastis.
"Ini yang membuat tubuh menjadi lemas. Jangan stres dan beraktivitas di dalam rumah saja. Jadi, saat sahur atau berbuka, pastikan makan makanan bergizi dan jangan lupa minum vitamin yang diberikan dokter," tutur Fadli.
Dia mengingatkan, selama berpuasa nanti, para wanita hamil wajib mengetahui tanda-tanda bahaya salah satunya perdarahan pervaginal, mual dan muntah, penurunan gerakan pada janin, pandangan kabur, nyeri kepala, letih, buang air kecil yang sedikit dan berwarna pekat (sebagai tanda dehidrasi yang berat).
"Jadi, kalau Anda kurang minum saat sahur dan berbuka lalu tubuh masuk fase dehidrasi, maka tanda-tanda ini akan muncul," kata dia.
Fadli juga menyarankan pemeriksaan antenatal pada pertengahan bulan Ramadhan untuk mengetahui kesejahteraan janin termasuk berat badannya apakah sesuai usia kehamilan ibu dan kondisi air ketuban.
Baca Juga:Ini Saran Dokter bagi Ibu Hamil yang Puasa di Bulan Ramadhan agar tak Terjadi Kontraksi
"Nanti ada marker-marker yang dokternya bisa menilai apakah bayinya dalam keadaan oke atau stres," demikian saran dia. [ANTARA]