Sekitar 200.000 orang Kanada mengadopsi anjing atau kucing sejak awal pandemi pada 2020, membuat totalnya menjadi 3,25 juta, dan kantor bisa mendorong karyawan kembali ke kantor dengan mempertimbangkan hal ini.
Johan Van Hulle (29) bergabung dengan Tungsten tahun lalu. Kebijakan soal anjing menjadi kunci dari keputusannya mengambil pekerjaan itu.
"Mengizinkan anjing adalah indikator bagus" dari budaya perusahaan, kata dia.
Di perusahaan lain, Chandos Bird, karyawan bernama Trevor Watt tidak mau meninggalkan anjing Yorkshire Terrier bernama Samson miliknya sendirian di rumah. Apalagi hewan peliharaannya sangat bersemangat untuk ikut pergi ke kantor.
Baca Juga:Jawa Barat Siapkan WFH Jadi Sistem Kerja Masa Depan, Seperti Apa?
"Ketika saya bilang mau pergi ke k-a-n-t-o-r, dia siap melompat ke dalam mobil."
Jika Samson ingin keluar kantor, dia meletakkan kakinya ke kaki Watt. Dia punya kasur dan mainan di kantor, dan sering berjalan-jalan dari meja ke meja.
Mengelus hewan peliharaan adalah cara yang baik untuk merasa santai setelah berada di rapat yang menegangkan, kata boss Watt, Byron Williams.
Di sisi lain, kebijakan ini juga menciptakan tantangan, misalnya jika ada karyawan lain yang takut dengan anjing atau alergi dengan bulu anjing.
Salah satu rekan kantor Watt takut dengan anjing. Sebagai solusinya, Samson harus tetap dirantai ketika dia datang ke kantor.
Baca Juga:Pemerintah Klaim Bakal Perbanyak Tes Covid-19 Usai Lebaran, Luhut Minta Kantor Terapkan WFH
Di kantor lain yang didatangi AFP, pekerja mengeluhkan noda di karpet, gonggongan yang mengganggu, bulu anjing dan liur anjing di baju, bukan tampilan yang bagus untuk membuat klien terkesan.